Kamis, 25/04/2024 18:44 WIB

Cadangan Menipis, Buwas Bantah Serap Beras Petani dengan Harga Murah

Cadangan Menipis, Buwas Bantah Serap Beras Petani dengan Harga Murah.

Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Budi Waseso (Buwas). (Foto: Humas Bulog)

JAKARTA, Jurnas.com - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Budi Waseso (Buwas) membantah menyerap  produksi petani dengan harga murah sebagai penyebab rendahnya serapan BUMN pangan tersebut. 

"Oh ndak bisa. Saya ini di lapangan dan Bulog di seluruh Indonesia tuturn ke lapangan dan kita didampingi Satgas pangan. Kita dibantu TNI dalam serap gabah. Jadi, kita nggak pernah main-main," tegas Buwas kepada awak media usai rapat dengan pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11).

Buwas mengatakan, pihaknya telah membeli beras petani dengan harga komersial alias mengikuti harga pasar yaitu dari Rp 8.850 - Rp 10.200 per kg untuk mengejar target 1,2 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) hingga akhir tahun. Hanya saja stok yang ingin diserap tidak tersedia.

Buwas mengatakan, Kementerian Pertanain (Kementan) telah berjanji kepada Bulog di depan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk memenuhi 500 ribu ton beras agar bisa dibeli Bulog.

"Bahkan pada saat itu ada yang janji juga di depannya Pak Menko bahwa dalam kurun waktu tidak sampai satu minggu akan menyetor beras 500 ribu ton untuk Bulog. Pak Wandi (Dirjen Tanaman Pangan), kan pada saat itu?" ungkapnya.

"Itu dalam forum Rakortas. Jadi, sudah disepakati, bahkan kami sudah siap membeli. Bahkan 1 juta pun kami siapkan anggarannya walaupun anggarannya utang, tapi itulah sebagai kesimpulan Bulog siap menyerap dari dalam negeri," sambungnya.

Buwas melanjutkan, karena janji Kementan yang tidak terealisasi hingga saat ini, pihaknya mencoba memperoleh beras dari perusahaan-perusahaan besar. Akan tetapi, mereka tidak bersedia melepas beras ke Bulog walaupun dengan harga komersil.

"Saya sudah mencoba pendekatan kepada pengusaha-pengusha beras besar, tapi mereka tidak berdia memberikan kepada kita dengan harga komersial karena mereka harus jaga suplainya untuk pasar mereka. Ini fakta di lapangan seperti itu," tegas Buwas.

Jadi, tegas Buwas, Bulog bukan tidak berpihak kepada petani. Sebaliknya, Bulog sangat berpihak kepada petani dibuktikan dengan empat tahun terakhir perusahan pelat merah yang dipimpinya itu CBP-nya diserap dari dalam negeri walaupun dengan harga mahal.

"Sampai hari ini boleh dicek yang mendapatkan keuntungan apakah petaninya? Bukan. Karena sekarang sudah tidak ada panen. Sudah ada di pengepul- pengepul. Sudah ada di pengusaha-pengusaha beras," ungkap Buwas.

Disebutkan Buwas bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menugaskan kepada Bulog untuk menyediakan CBP beras 1-1,2 juta ton. Saat ini, CBP per 22 November yang ada di Bulog kurang dari 600 ribu ton.

"Dengan kondisi sekarang tidak sampai 600 ribu ton dan kita masih menyalurkan KPSH satu setengah bulan yang diprediksi masih mengeluarkan 300 ribu ton. Berarti sisanya tuh kurang lebih 300 ribu ton kalau suplainya tidak ada," imbuh Dedi

KEYWORD :

Budi Waseso Cadangan Beras Pemerintah Perumb Bulog




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :