Sabtu, 20/04/2024 20:18 WIB

Pupuk Mahal, Kementan Gaungkan Gerakan Tani Pro Organik

Pupuk Mahal, Kementan Gaungkan Gerakan Tani Pro Organik.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi didampingi jajarannya. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) melaunching Gerakan Tani (Genta) Pro Organik untuk mengatasi pupuk kimia yang mahal.

Genta Pro Organik ini dilauncing pada acara Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Pertanian bertema "Wirausaha Pertanian" dan Pelatihan Smart Farming berbasis Kredit Usaha Rakyat (KUR) di PPMKP - Bina Karakter, Ciawi, Selasa (22/11).

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani seluruh Indonesia untuk menggunakan pupuk alami. Menurutnya, pupuk organik sangat dibutuhkan selain karena pupuk subsidi yang ada saat ini jumlahnya sangat terbatas. 

"Belum lagi bahan baku seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya. Jadi, yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik" jelas Mentan Syahrul.

Kementan terus berupaya memberikan formula untuk para petani, gapoktan, petani milenial, termasuk penyuluh dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) bagaimana mengatasi harga pupuk yang mahal.

"Genta Pro Organik adalah suatu gerakan pertanian yang pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal," kata Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi

Menurut Dedi, Genta Pro Organik mendorong para petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. "Jadi, Genta Pro Organik tidak berarti mengharamkan pupuk kimia," tegas Dedi.

Lebih detail disebutkan Dedi bahwa tujuan dari Genta Pro Organik ini, di antaranya menyuburkan tanah-tanah Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian disaat harga pupuk mahal.

"Meksipun sarana prasarana mahal karena dibantai pandemi covid-19, perubahan iklim, perang Rusia dan Ukraina, yang namanya pertanian tidak boleh bersoal, berarti produksi tidak boleh bermasalah," katanya.

Tujuan kedua, lanjut Dedi, untuk menerapakn pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. "Ketiga adalah untuk menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mahal," imbuhnya.

Dedi menargetkan membangun 1.000 titik demplot pembuatan pupuk organik, pupuk hayati, atau pembuatan pembenah tanah serta implementasi di seluruh Indonesia.

"Saya ingin membangun model pembangunan program penyuluhan dan kelembangaan serta meningkatkan peran kostratani di seluruh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Indonesia," imbuh Dedi.

KEYWORD :

Pupuk Mahal Dedi Nursyamsi Syahrul Yasin Limpo Gerakan Tani Pro Organik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :