Kamis, 25/04/2024 11:06 WIB

Mendag Zulhas Ungkap Penyebab Harga Beras Naik

Mendag Zulhas Ungkap Penyebab Harga Beras Naik.

enteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) meninjau Pasar Induk Beras Cipinang di Jakarta, Senin (3/10).

JAKARTA, Jurnas.com –  Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) bersama KepalaBadan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arif Prasetyo Adi meninjau Pasar Induk Beras Cipinang di Jakarta, Senin (3/10).

Pada kesempatan tersebut, Mendag mengatakan, pemerintah memastikan stabilitas harga beras nasional tetap terjaga. Untuk itu, sejumlah langkah strategis seperti operasi pasar dan penyerapan gabah petani telah dilakukan.

"Beras pengaruhnya terhadap inflasi tinggi sekali. Oleh karena itu, pemerintah terus mengecek stok di pasar, salah satunya Pasar Induk Beras Cipinang. Memang kenyataannya, Agustus-September harga beras naik. Salah satunya disebabkan kenaikan harga gabah," ujar Mendag.

Mendag Zulhas menyebut, pemerintah telah melakukan beberapa langkah. Salah satunya dengan memenuhi permintaan pasar. "Kita memenuhi pasar, tidak hanya di Pasar Induk Cipinang, tetapi juga seluruh tanah air," tandasnya.

Ia berharap pemerintah daerah merespons dengan cepat gejolak harga barang kebutuhan pokok. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan kepala daerah untuk terus memantau harga barang kebutuhan pokok, seperti beras.

"Berapapun gejolak harga yang terjadi di pasar, Pemerintah Daerah diharapkan tetap menjaga sesuai harga standar. Misalnya dengan subsidi harga sehingga harga tidak bergejolak," imbuh Mendag Zulhas,

Ia juga menambahkan, pemerintah akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait agar harga beras dapat terkendali, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Diharapkan operasi pasar dilakukan serempak di seluruh tanah air, terutama di daerah yang mengalami kenaikan signifikan agar harga terkendali," tutupnya.

Di tempat yang sama, Arief mengatakan, kenaikan harga beras tidak bisa dihindari. Penyebabnya di antaranya kenaikan biaya tanam dan kenaikan biaya distribusi.

Untuk itu, pemerintah, melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau disingkat Perum Bulog akan mendukung pasar dengan menyerap beras sesuai dengan harga yang telah ditentukan Pemerintah.

Arif menyebut, stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton dan Pemerintah akan menyerap beras hingga 1,2 juta ton. Jadi berapapun yang diminta pasar seperti Cipinang, akan dipenuhi.

Ia mengatakan, NFA beserta pemangku kepentingan terkait selalu memperhatikan stok beras dan barang penting lainnya karena inflasi dari volatile food ini yang masih bisa kita kendalikan.

Senada dengan Arif, Wakail Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick menyampaikan, Kementan berkonsentrasi penuh dalam menjaga ketersediaan produksi beras sesuai target. Pada tahun ini, produksi cukup tetapi karena ada situasi yang tidak bisa dihindari yang mengganggu distribusi dan penyerapan.

Sebelumnya, pemerintah telah telah menugaskan Perum Bulog melaksanakan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium yang dilakukan sepanjang tahun hingga 31 Desember 2022 di seluruh wilayah di Indonesia.

Pada program ini, Perum Bulog perlu mengoptimalkan penyaluran beras medium untuk mengisi pasokan beras medium secara terus-menerus kepada pedagang eceran di pasar rakyat, ritel modern, tetapi pedagang eceran lainnya yang mudah dijangkau masyarakat dengan harga jual maksimal di tingkat konsumen akhir sesuai Harga Eceran tertinggi (HET), baik secara langsung oleh Perum Bulog maupun melalui distributor/mitra Perum Bulog.

Perum Bulog telah menyalurkan KPSH beras medium sejak Januari—30 September 2022 dengan realisasi sebesar 652.768 ton, dan khusus DKI Jakarta sebesar 31.715 ton.

KEYWORD :

Zulkifli Hasan Harga Beras Naik Pasar Induk Beras Cipinang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :