Sabtu, 20/04/2024 20:18 WIB

Korea Utara Lesatkan 2 Rudal Balistik Jelang Kedatangan Wapres AS di Korea Selatan

Korea Utara lesatkan 2 rudal balistik jelang kedatangan Wapres AS di Korea Selatan.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengunjungi posisi pertahanan Changrindo di front barat, dalam gambar tak bertanggal ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada 25 November 2019. (KCNA via Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya pada Rabu (28/9), sehari sebelum Wakil Presiden Amerika Serikat (Wapres AS), Kamala Harris akan tiba di Seoul.

Peluncuran itu dilakukan dua hari setelah pasukan Korea Selatan dan AS melakukan latihan militer di perairan lepas pantai timur Selatan yang melibatkan sebuah kapal induk. Pada hari Minggu, Korea Utara telah menembakkan rudal balistik lain ke arah laut di lepas pantai timurnya.

Dikutip dari Reuters,  Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, Rudal itu diluncurkan dari daerah Sunan di Pyongyang, ibu kota Korea Utara, antara pukul 18:10 (17:10, waktu Singapura) dan 18:20.

"Militer kami telah memperkuat pengawasan dan kewaspadaan dan menjaga postur kesiapan kedap udara sambil bekerja sama erat dengan Amerika Serikat," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Penjaga pantai Jepang juga melaporkan dugaan uji coba rudal balistik. Menteri Pertahanan Jepang, Toshiro Ino mengutuk uji coba rudal tersebut sebagai langkah yang tidak dapat diterima.

"Serangkaian tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistik berulang, menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan dan masyarakat internasional," katanya kepada wartawan.

Dilaporkan bawha setelah berhenti di Jepang, Harris akan mendarat di ibukota Korea Selatan dan mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ) yang dijaga ketat antara tetangga pada Kamis.

Dalam pidato beberapa jam sebelumnya di atas kapal perusak USS Howard di kota Yokosuka Jepang, Harris menyebut peluncuran rudal hari Minggu sebagai bagian dari "program senjata terlarang yang mengancam stabilitas regional dan melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB".

Korea Utara telah menguji rudal dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, sementara latihan bersama minggu ini adalah unjuk kekuatan yang dimaksudkan untuk memperingatkan terhadap apa yang bisa menjadi uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.

Negara yang terisolasi itu telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir, sebuah jendela yang dapat dibuka antara kongres partai China pada Oktober dan pemilihan paruh waktu AS pada November, kata anggota parlemen Korea Selatan, Rabu.

Sejak tahun 2006, Korea Utara telah dikenai sanksi PBB, yang Dewan Keamanan telah dengan mantap, dan dengan suara bulat, meningkatkan selama bertahun-tahun untuk memotong dana untuk senjata nuklir dan program rudal balistiknya.

Korea Utara menolak resolusi PBB sebagai pelanggaran hak kedaulatannya untuk membela diri dan eksplorasi ruang angkasa, dan telah mengkritik latihan militer oleh AS dan Korea Selatan sebagai bukti niat bermusuhan mereka.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Korea Utara Rudal Balistik Wapres AS Korea Selatan Kamala Harris




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :