Kamis, 18/04/2024 08:06 WIB

Jalur Pipa Rusia ke China akan Gantikan Jalur Gas Nord Stream 2 ke Eropa

Jalur pipa Rusia ke China akan gantikan jalur gas nord stream 2 ke Eropa.

Foto file pipa gas Nord Stream 2 yang menghubungkan Rusia dan Jerman. (Foto: AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Energi Rusia, Alexander Novak mengatakan, jalur pipa Moskow ke China akan menggantikan jalur gas Nord Stream 2 ke Eropa, yang terbengkalai di tengah konflik Ukraina.

Ketika ditanya dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Rusia Rossiya-1 apakah Rusia akan mengganti European Nord Stream 2 dengan Asian Force Siberia 2, Novak menjawab, "Ya."

Sebelumnya pada hari itu, Novak, di sela-sela kunjungan ke Uzbekistan, mengatakan Rusia dan China akan segera menandatangani perjanjian pengiriman 50 miliar meter kubik gas per tahun melalui pipa Force 2 di masa depan di Siberia.

Volume ini hampir mewakili kapasitas maksimum Nord Stream 1 - total 55 miliar meter kubik - yang telah ditutup sejak 2 September. Sepertiga pasokan gas Rusia ke Uni Eropa telah melewati jalur pipa strategis, yang menghubungkan Rusia dengan Jerman.

Force Siberia 2 akan mendorong ekonomi China yang boros energi, sebagian melalui Mongolia. Konstruksi akan dimulai pada 2024.

Oleh karena itu, proyek tersebut akan menggantikan proyek Nord Stream 2, yang telah lama didukung oleh Jerman tetapi dipandang samar oleh Washington, dan yang telah dibatalkan oleh Barat sejak serangan Rusia di Ukraina dimulai pada akhir Februari.

Novak mengatakan, ekspor gas Rusia ke Uni Eropa akan turun sekitar 50 miliar meter kubik pada 2022.

Pada saat yang sama, ia mengatakan bahwa Gazprom, operator pipa gas Force of Siberia 1 yang telah menghubungkan ladang Chaiandina ke timur laut China sejak akhir 2019, akan meningkatkan pengirimannya hingga mencapai 20 miliar meter kubik gas setiap tahun..

Menghubungkan ladang Kovytka, dekat Danau Baikal, ke jalur pipa pada awal 2023 akan membantu mencapai peningkatan tersebut.

Pada 2025, ketika mencapai kapasitas maksimumnya, pipa tersebut akan menghasilkan 61 miliar meter kubik gas per tahun, lebih banyak dari Nord Stream 1, di mana 38 miliar meter kubik akan disalurkan ke China berdasarkan kontrak 2014 yang ditandatangani antara Gazprom dan mitranya dari China. CNPC.

Kedua belah pihak juga menandatangani perjanjian untuk membangun rute transit baru dari Vladivostok di timur jauh Rusia ke Cina utara, membawa tambahan 10 miliar meter kubik gas, kata kementerian energi, Kamis.

 

KEYWORD :

Hubungan Rusia dan China Perang Ukraina Nord Stream 2 Uni Eropa Gas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :