Sabtu, 20/04/2024 15:19 WIB

Mantan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi Idap Demensia

Mantan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi Idap Demensia.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. (File foto: Bernama)

JAKARTA, Jurnas.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi menderita demensia. Abdullah, yang juga dikenal sebagai Pak Lah, adalah perdana menteri kelima Malaysia, menjabat antara tahun 2003 dan 2009.

Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin, yang juga menantu Abdullah, mengatakan bahwa pengumuman itu dibuat setelah diskusi keluarga, karena banyak orang bertanya tentang kesehatan mantan pemimpin itu.

"Pak Lah memang mengidap demensia dan kondisinya memburuk sehingga dia bahkan tidak bisa menyebutkan nama anggota keluarga karena dia tidak ingat. Dia mungkin mengenali mereka, dia tampaknya, tetapi dia telah mencapai tingkat kesulitan untuk berbicara," kata Khairy pada konferensi pers di Kuala Lumpur pada, Minggu (11/9).

"Saya baru saja bertanya kepada istri, ibu mertua, dan saudara ipar saya. Saya mengatakan kepada mereka bahwa ada orang yang mengetahui kondisinya sementara yang lain tidak, jadi bisakah saya mengungkapkan ini (kepada publik)?" sambungnya.

Khairy sebelumnya telah meluncurkan edisi baru pedoman praktik klinis untuk pengelolaan demensia dan skizofrenia.

"Saya belum pernah membagikan (informasi) ini sebelumnya. Banyak dari Anda mungkin bertanya-tanya di mana kelima perdana menteri Malaysia berada. Demensia adalah ... kondisi yang sangat kejam karena tubuh ada tetapi pikiran tidak," katanya.

"Jadi untuk anggota keluarga, pengasuh, ini adalah situasi yang sangat sulit karena Anda melihat mereka di sana tetapi mereka tidak ada di sana. Saya telah melihat ayah mertua saya memburuk selama bertahun-tahun, jadi Anda tidak melihatnya di depan umum lagi karena demensia telah memburuk ke titik di mana ia tidak dapat berfungsi secara normal lagi.

"Ia tidak ingat nama saya dan bahkan nama istri saya. Satu-satunya alasan saya tahu bahwa dia mengenali saya adalah karena ada kedipan di matanya ketika saya datang mengunjunginya. Kalau tidak, saya tidak tahu apakah dia mencatat bahwa saya ada di sana atau tidak."

Khairy mengatakan, manajemen asuhan Abdullah itu menantang. "Saya melihat bagaimana ibu mertua saya berjuang," kata Khairy, menambahkan bahwa ayah mertuanya terikat kursi roda. "Ada hari-hari baik tetapi semakin hari, semakin banyak hari-hari buruk," tambahnya.

Khairy juga mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Minggu bahwa telah menjadi tantangan bagi keluarga untuk melihat fungsi kognitif Abdullah memburuk.

"Ada yang sadar tapi banyak juga yang tidak. Keluarga telah memutuskan untuk membagikan ini secara terbuka, sebagian untuk menyoroti demensia dan gangguan kognitif," katanya.

Khairy menambahkan bahwa keluarganya beruntung dapat membawa pengasuh profesional untuk Abdullah, karena mereka yang menderita demensia yang memburuk membutuhkan perawatan 24 jam untuk keselamatan mereka sendiri.

"Bayangkan orang-orang yang tidak mampu melakukannya. Demensia tidak membeda-bedakan. Itu bukan syarat bagi orang-orang yang berkecukupan. Itu bisa mempengaruhi siapa saja," katanya pada konferensi pers.

"Tidak semua orang mampu (bantuan profesional) atau menempatkan orang yang mereka cintai di panti jompo atau mengirim mereka pergi. Mereka masih menginginkan mereka dan tidak ada yang salah dengan itu."

"Saya pikir ini tepat waktu, dan (acara hari ini) selaras dengan saya karena dalam mengembangkan buku putih kesehatan, kami juga mulai berbicara tentang pemberdayaan dan investasi dalam perawatan rumah tangga komunitas," tambahnya.

Sumber: Bernama

KEYWORD :

Khairy Jamaluddi Malaysia Abdullah Ahmad Badawi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :