Sabtu, 20/04/2024 02:58 WIB

Kemensos-Tanoto Foundation Intervensi Stunting lewat Kampus

Kemensos-Tanoto Foundation Intervensi Stunting lewat Kampus

Program penurunan angka stunting lewat perguruan tinggi (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia dilakukan di segala lini. Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng Tanoto Foundation untuk merealisasikan target penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Dikatakan, permasalahan stunting bukan hanya berkaitan dengan masalah kesehatan, namun juga dipengaruhi oleh faktor multidimensional, di antaranya kemiskinan dan masalah perilaku.

Sekretaris Jenderal Kemensos, Harry Hikmat, mengatakan bahwa program pengubahan perilaku untuk mencegah stunting memegang peran krusial dalam keberhasilan program penurunan angka stunting. Sebab, apabila anak sudah terlanjur stunting, tidak mudah untuk pemulihannya.

"Karena itulah, langkah pencegahan menjadi sangat penting," kata Harry dalam kegiatan `Diseminasi Capaian Kemitraan dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting` pada Rabu (31/8).

Sejak tahun 2020, lanjut Harry, Kemensos menggandeng Tanoto Foundation melalui kerja sama dengan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) serta Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung.

Kerja sama dalam upaya percepatan penurunan stunting ini dijalankan melalui pendekatan multidimensional dan penguatan intervensi sensitif.

Eddy Henry, Head of ECED Tanoto Foundation mengatakan, Tanoto Foundation bermitra dengan Poltekesos Bandung dalam peningkatan kapasitas melalui pelatihan untuk tim tenaga kesehatan.

"Tim inilah yang nanti akan melakukan pendampingan terhadap keluarga dalam program pencegahan stunting," ujar dia.

Tanoto Foundation sebelumnya juga sudah berkolaborasi intens dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kolaborasi ini meliputi program pelatihan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk percepatan penurunan stunting di berbagai daerah.

Sementara itu, Direktur Poltekesos Bandung Marjuki menjelaskan, hasil kajian oleh Poltekesos Bandung menunjukkan masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang apa itu stunting, apa penyebabnya, dan apa bahayanya.

"Untuk itu, kami telah mengintegrasikan pencegahan stunting dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat," jelas dia.

Implementasinya mencakup pengkajian ilmiah tentang perilaku berisiko terhadap stunting, penyusunan modul tambahan materi pada kuliah Praktek Pekerjaan Sosial dengan anak, Pedoman Praktikum pencegahan stunting di masyarakat, serta menyusun Pedoman pengabdian Masyarakat dalam Pencegahan Stunting.

Selain itu, dijalankan pula Aksi Pengubahan Perilaku Cegah Stunting di delapan Desa Sejahtera Mandiri (DSM) dampingan Poltekesos Bandung di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Kegiatan ini melibatkan 32 dosen, 24 mahasiswa, 64 kader masyarakat dan 160 orang duta stunting di masyarakat yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, pengasuh bayi, dan remaja putri.

KEYWORD :

Stunting Kementerian Sosial Tanoto Foundation Perguruan Tinggi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :