Jum'at, 19/04/2024 08:51 WIB

Rusia akan Luncurkan Latihan Militer Besar dengan China

Rusia akan luncurkan latihan militer Besar dengan China.

Pasukan Rusia, China, dan Mongolia berkumpul di akhir latihan Vostok-2018 (File: Mladen Antonov/AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Rusia mengatakan akan meluncurkan latihan militer bersama dengan pasukan dari China untuk memamerkan hubungan pertahanan yang semakin erat antara Moskow dan Beijing di tengah perang di Ukraina.

Latihan Vostok 2022 (Timur 2022) akan diadakan 1-7 September di berbagai lokasi di Timur Jauh Rusia dan Laut Jepang dan melibatkan lebih dari 50.000 tentara dan 5.000 unit senjata, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal perang, menurut Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia.

Kemenhan Rusia mengatakan unit pasukan udara Rusia, pembom jarak jauh, dan pesawat kargo militer akan mengambil bagian dalam latihan bersama dengan pasukan lain.

Saat pertama kali mengumumkan latihan itu bulan lalu, militer Rusia menekankan latihan adalah bagian dari pelatihan tempur yang direncanakan yang terus berlanjut meskipun ada aksi militer Moskow di Ukraina.

Belum diungkapkan jumlah pasukan yang terlibat dalam apa yang disebut Kremlin sebagai operasi militer khusus di sana.

Kemhan Rusia mencatat sebagai bagian dari manuver, angkatan laut Rusia dan China di Laut Jepang akan mempraktekkan tindakan bersama untuk melindungi komunikasi laut, bidang kegiatan ekonomi laut dan dukungan untuk pasukan darat di daerah pesisir.

"Latihan itu tidak ditujukan terhadap negara atau aliansi militer tertentu dan murni defensif," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Fomin pada pertemuan dengan atase militer asing.

Ia merinci latihan angkatan laut akan mengambil bagian di bagian utara dan tengah Laut Jepang.

Latihan tersebut mencerminkan peningkatan hubungan pertahanan antara Moskow dan Beijing, yang telah tumbuh lebih kuat sejak Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.

China dengan tegas menolak untuk mengkritik tindakan Rusia, dengan mengatakan Amerika Serikat (AS) adalah penghasut utama perang dengan mendukung Ekspansi NATO dan menjatuhkan sanksi pada Moskow.

Sebagai imbalannya, Rusia sangat mendukung China di tengah ketegangan dengan AS setelah kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi baru-baru ini ke Taiwan.

Berbicara awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menarik kesejajaran antara dukungan AS untuk Ukraina dan perjalanan Pelosi ke Taiwan, dengan mengatakan keduanya adalah bagian dari dugaan upaya Amerika untuk memicu ketidakstabilan global.

Rusia dan China telah mengadakan serangkaian latihan perang bersama dalam beberapa tahun terakhir, termasuk latihan angkatan laut dan patroli oleh pembom jarak jauh di atas Laut Jepang dan Laut China Timur. Tahun lalu, pasukan Rusia untuk pertama kalinya dikerahkan ke wilayah China untuk manuver bersama.

Putin dan Presiden China Xi Jinping telah mengembangkan hubungan pribadi yang kuat untuk meningkatkan “kemitraan strategis” antara bekas rival komunis karena Moskow dan Beijing menghadapi ketegangan yang meningkat dengan Barat.

Meskipun Moskow dan Beijing di masa lalu menolak kemungkinan membentuk aliansi militer, Putin mengatakan prospek seperti itu tidak dapat dikesampingkan.

Ia juga mencatat Rusia telah berbagi teknologi militer yang sangat sensitif dengan China yang membantu secara signifikan meningkatkan kemampuan pertahanannya.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Latihan Militer China Rusia Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :