Kamis, 18/04/2024 07:33 WIB

Mentan Syahrul Tinjau Nursery Bibit Kopi di Garut

Mentan Syahrul tinjau nursery bibit kopi di Garut.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meninjau meninjau nursey bibit kopi di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Garut, Minggu, (28/8).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meninjau meninjau nursery bibit kopi di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Garut, Minggu, (28/8).

Produksi kopi Jawa Barat terus berkembang pesat, di mana pada Januari-Maret 2022 total distribusi benih unggul kopi dari nursery garut mencapai 499.000 batang.  Kemudian bertambah lagi pada April-Junuari 2022 sebanyak 1,01 juta batang, Juli-September 300.000 batang dan pada Oktober-Desember mencapai 3 juta batang.

"Jawa Barat masuk sepuluh besar kawasan pengembangan Kopi di Indonesia. Termasuk Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Sulawesi Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara Timur," ujar Mentan Syahrul pada kesempatan tersebut.

Secara Nasional, lanjut Syahrul, luas areal kopi nasional pada 2021 mencapai 1,26 juta hektare yang terdiri dari luas kopi Perkebunan Rakyat (PR) seluas 1,23 juta hektare atau 98 persen dan perkebunan besar (PB) seluas 0,03 juta hektare atau 2 persen.

Ia berahap inovasi bibit kopi harus dapat dikembangkan di berbagai daerah, sehingga Indonesia yang saat ini menduduki posisi ketiga produksi kopi dapat dengan cepat menduduki posisi pertama di dunia ke depannya.

"Oleh karena itu, pengembangan kopi melalui produksi bibit kopi harus diwujudkan sekaligus untuk memenangkan tantangan krisis pangan dan energi di masa depan. Ekspor kopi pun meningkatkan dan kopi kita nomor satu di dunia," tegasnya.

Berdasarkan status keadaan tanaman, luas kopi nasional terdiri dari TBM (Tanaman belum menghasilkan) seluas 188,91 ribu hektar dan TM (Tanaman Menghasilkan) seluas 947,92 ribu hektar. Adapun TTM/TR (Tanaman Tidak Menghasilkan atau Tanaman rusak) mencapai 122,16 ribu hektar.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah menambahkan saat ini produksi kopi nasional mencapai 774,70 ribu ton yang terdiri dari produksi kopi PR sebesar 769 ribu ton atau 99,33 peraen dan Produksi kopi (PB) sebesar 5,67ribu ton atau 0,67 persen. Semua kopi tersebut tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dengan produktivitas 817 kg/ha.

"Produksi kopi yang dihasilkan sebagian besar di ekspor dengan volume ekspor tahun 2021 sebesar 382,93 ribu ton dan memberikan kontribusi devisa senilai Rp. 12,35 T atau penghasil devisa sektor perkebunan terbesar kelima setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa," katanya.

Ia menjelaskan perolehan devisa yang ada saat ini belum mencerminkan kontribusi nilai optimal, mengingat sebanyak 98,01 persen kopi yang diekspor masih dalam bentuk produk primer atau opi biji dengan kualitas ekspor didominasi 70 persen oleh mutu sedang sampai rendah grade IV hingga VI.

Kendati demikan, Kementan sejak tahun 2020 mulai menggenacarkan Kegiatan BUN 500 yakni penyediaan benih uggul bermutu tanaman perkebunan 500 Juta Batang.

"Upaya tersebut di antaranya membangun Nursery BUN dan memproduksi benih kopi secara Swakelo dan mendorong produsen benih mitra untuk membangun dan memproduksi benih di dalam atau sekitar Kawasan Pengembangan Kopi," jelasnya.

"Yang pasti saat ini jumlah produsen nurseri mitra benih kopi mencapai 47 unit yang tersebar di 14 Provinsi. Pemerintah terus mengembangkan kopi nasional untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan dalam negeri," tambah Nur Alam.

KEYWORD :

Syahrul Yasin Limpo Nursey Bibit Kopi Garut Jawa Barat Andi Nur Alam Syah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :