Kamis, 25/04/2024 12:48 WIB

Jelang Satu Abad, PBNU Rancang Cetak Biru Gerakan Perempuan

Jelang Satu Abad, PBNU Rancang Cetak Biru Gerakan Perempuan

Workshop NU Women (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Menjelang satu abad Nahdlatul Ulama (NU) pada 1 Februari 2023, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberi perhatian khusus terkait Gerakan Perempuan NU.

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf mengatakan, dalam NU diperlukan terobosan melalui tiga kebangkitan secara simultan, meliputi kebangkitan intelektual, kewirausahaan dan teknokratis.

Untuk hal itu, PBNU menggelar Workshop NU Women sebagai rangkaian peringatan Harlah Satu Abad NU (1443-1444 H), yang diselenggarakan pada akhir pekan lalu di Jakarta.

Yenny Wahid selaku Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Satu Abad NU, menjelaskan bahwa Workshop NU Women ini bertujuan untuk merumuskan kerangka konsep Blueprint Gerakan Perempuan NU Satu Abad, yang akan menjadi acuan dalam melakukan sejumlah kajian tematis, secara mendalam untuk membuat blueprint dan roadmap `Gerakan Perempuan NU Satu Abad Mendatang`.

Blueprint ini akan menjadi buku induk dalam perencanaan program strategis jangka pendek, menengah dan panjang. Kemudian diimplementasikan bagi gerakan perempuan NU secara struktural, maupun kultural dalam mendukung kebijakan PBNU secara berkesinambungan selama satu abad ke depan.

"Hal ini untuk memperkuat gerakan perempuan NU secara masif, terstruktur dan sistemik, NU perlu memiliki blueprint, yang berisi garis besar konsep yang komprehensif dan holistik yang bisa menjadi acuan bersama bagi gerakan perempuan NU satu abad mendatang baik secara struktural maupun kultural," jelas Yenny Wahid.

Yenny Wahid menegaskan bahwa NU Women bukanlah sebuah badan otonom (banom), tapi menjadi sebuah hub, atau sekretariat bersama di mana stakeholdernya adalah semua Banom NU.

Adapun tujuan NU Women, pertama, melakukan enhancement yakni pelakunya ialah banom yang dipilih sesuai dengan kesepakatan. Kedua, sebagai ruang perjumpaan dan koordinasi serta berbagi peran dan tugas agar efisien dan tidak terjadi duplikasi.

Ketiga, ajang konsolidasi di tatanan global, melalui fasilitasi dan koordinasi baik di struktural banom, maupun kepentingan Nahdlatul Ulama.

Sementara itu, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf menyebut Gerakan Perempuan NU selama ini merupakan inisatif yang sudah dibuat pendahulu sejak muktamar 1938, yang telah memberi ruang partisipasi kepada perempuan.

Melalui NU Women ini, lanjut Yahya, diharapkan menciptakan konstruksi wacana yang baru, yang nyata-nyata dibutuhkan oleh masyarakat.

"Sehingga, NU perlu penegasan tentang posisi kita, tidak reaksioner tetapi mengambil inisiatif. Ini mencerminkan, bagaimana para ulama mencari jawaban, sudut pandang, dan perspektif pendekatan," tegas Yahya.

Workshop NU Women ini dihadiri 60 perempuan yang merupakan unsur Badan Otonom Perempuan NU yaitu Muslimat, Fatayat, IPPNU, Kopri, serta elemen Ulama perempuan NU, Aktifis Perempuan NU dan Perempuan akademisi NU.

KEYWORD :

PBNU Satu Abad Cetak Biru Gerakan Perempuan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :