Jum'at, 19/04/2024 18:17 WIB

Ketua Fraksi Nasdem: MPR akan Bentuk Panitia ad Hoc Rumuskan Haluan Negara

Konvensi ketatanegaraan adalah praktek ketatanegaraan yang disepakati dan dilaksanakan terus menerus menjadi sebuah kebiasaan tata negara.

Ketua Fraksi Partai NasDem MPR, Taufik Basari. (Foto: Humas MPR)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Fraksi Partai NasDem MPR, Taufik Basari mengatakan saat ini MPR tengah melakukan kajian menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) melalui Konvensi Ketatanegaraan. Hal ini merupakan hasil dari rapat gabungan Pimpinan MPR dengan Pimpinan Fraksi-Fraksi dan Kelompok DPD RI tanggal 25 Juli 2022 sebagaimana disampaikan dalam pidato Ketua MPR Bambang Soesatyo pada Rapat Paripurna 16 Agustus 2022.

Dasar pemikiran menghadirkan PPHN adalah sebagai upaya agar pembangunan dan kebijakan suatu rezim atau pemerintahan bisa berlanjut seterusnya. Taufik menggarisbawahi pidato Ketua MPR tersebut bahwa PPHN tidak boleh lebih filosofis daripada UUD 1945, sekaligus tidak boleh bersifat teknis atau teknokratis seperti UU.

Karena masih terdapat pro dan kontra terhadap amandemen konstitusi sehingga sulit untuk dilaksanakan pada periode ini maka salah satu usulan yang disampaikan Badan Pengkajian MPR adalah menghadirkan PPHN sebagai konvensi ketatanegaraan.

"Konvensi ketatanegaraan adalah praktek ketatanegaraan yang disepakati dan dilaksanakan terus menerus menjadi sebuah kebiasaan tata negara. Pidato Kenegaraan Presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan Paripurna MPR adalah salah satu bentuk konvensi ketatanegaraan”, ujar Taufik Basari di Jakarta, Jumat (19/8/22).

Ketua Fraksi MPR Partai Nasdem ini menerangkan dalam rapat gabungan Pimpinan MPR bersama Pimpinan Fraksi MPR dan Kelompok DPD RI disepakati untuk menerima laporan hasil kajian PPHN yang dilakukan oleh Badan Pengkajian MPR.

Kemudian lanjutnya, untuk menindaklanjutinya, MPR akan menggelar Rapat Paripurna pada September mendatang untuk membentuk Panitia Ad Hoc dengan komposisi 45 orang yang mewakili unsur pimpinan, fraksi-fraksi dan kelompok DPD RI. Panitia Ad Hoc inilah nanti yg akan menindak lanjuti hasil Badan Pengkajian terkait dua pilihan. Apakah menghadirkan PPHN atau melalui konvensi ketatanegaraan atau cukup dengan UU, sehingga tidak perlu melakukan amandemen konstitusi pada periode ini.

“Hasil rapat gabungan MPR telah disampaikan dengan tepat dalam pidato Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam rapat Paripurna MPR dengan agenda Pidato Kenegaraan Presiden tanggal 16 Agustus 2022 yang lalu. Sebagaimana yang telah diputuskan dalam rapat, nanti di bulan September akan dilaksanakan Paripurna dengan agenda tunggal yakni pembentukan Panitia ad hoc MPR untuk menindaklanjuti substansi dan bentuk hukum PPHN. Itulah hasil kesepakatan rapat gabungan seperti dalam pidato Ketua MPR”, kata Taufik.

Taufik yang juga Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR ini berharap Panitia ad hoc yang akan dibentuk ini dapat memperdalam usulan bentuk hukum PPHN menjadi konvensi ketatanegaraan. “Tentunya kita berharap Panitia ad hoc akan memperdalam diskusi dengan para ahli hukum tata negara untuk dijadikan landasan membuat keputusan mengenai PPHN demi kepentingan bangsa”, tutup Taufik.

KEYWORD :

Kinerja MPR Taufik Basari Panitia Ad Hoc PPHN Konvensi Ketatanegaraan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :