Kamis, 25/04/2024 21:48 WIB

Warga Mesir Berduka Atas Tewasnya 41 Orang Dalam Kebakaran Gereja Koptik Kairo

Warga Mesir berduka atas tewasnya 41 orang dalam kebakaran Gereja Koptik Kairo.

Para pelayat Mesir di gereja Santa Perawan Maria di Giza bereaksi selama pemakaman para korban yang tewas dalam kebakaran (Khaled Desouki/AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Pemakaman untuk 41 korban kebakaran yang melalap sebuah gereja Kristen Koptik selama misa telah diadakan di dua gereja Kairo. Kebakaran yang terjadi selama misa itu sempat memaksa sejumlah jemaah melompat keluar dari jendela.

Koptik adalah komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah, membentuk setidaknya 10 juta dari 103 juta penduduk Mesir yang mayoritas Muslim.

Kobaran api pada Minggu (14/8), diduga karena korsleting listrik, melanda gereja Abu Sifin di Imbaba yang padat penduduk, sebuah distrik kelas pekerja di sebelah barat Sungai Nil, bagian dari kegubernuran Giza di Greater Cairo.

Ratusan orang berkumpul untuk memberikan penghormatan di dalam dan di sekitar dua gereja Giza pada Minggu malam di mana para pendeta berdoa untuk para korban.

Para pengusung jenazah menerobos kerumunan pelayat yang menangis yang meraih peti mati, termasuk seorang imam di gereja itu, Pastor Abdel-Messih Bekhit.

Gereja Koptik Mesir dan kementerian kesehatan melaporkan 41 orang tewas dan 14 luka-luka dalam kobaran api sebelum layanan darurat mengendalikannya.

Saksi mata mengatakan, orang-orang bergegas ke rumah ibadah bertingkat untuk menyelamatkan mereka yang terperangkap, tetapi para penyelamat kewalahan oleh panas dan asap mematikan.

"Semua orang membawa anak-anak keluar dari gedung," kata Ahmed Reda Baioumy, yang tinggal di sebelah gereja, kepada kantor berita AFP. "Tapi apinya semakin besar dan Anda hanya bisa masuk sekali atau Anda akan sesak napas."

Saksi lain, Sayed Tawfik, mengatakan kepada AFP bahwa beberapa orang melemparkan diri mereka ke luar jendela untuk menghindari api. Ia menunjuk ke sebuah mobil yang penyok ditinggalkan seseorang yang sekarang terbaring di rumah sakit dengan lengan dan punggung patah".

Seorang warga di daerah itu, Mina Masry, mengatakan layanan darurat lambat dalam merespons. "Ambulans membutuhkan lebih dari satu jam untuk tiba dan truk pemadam kebakaran hampir satu jam, meskipun stasiun mereka berjarak lima menit," katanya.

"Jika ambulans datang tepat waktu, mereka bisa menyelamatkan orang-orang," kata Masry kepada AFP.

Sebuah pernyataan dari kantor kejaksaan menunjukkan bahwa sesak napas menyebabkan kematian, karena "tidak ada luka yang terlihat".

Kementerian dalam negeri mengatakan "bukti forensik mengungkapkan bahwa kobaran api terjadi di unit AC di lantai dua gedung gereja" yang juga menampung layanan sosial.

Pastor Farid Fahmy, dari gereja terdekat lainnya, mengatakan kepada AFP bahwa korsleting menyebabkan kebakaran. "Listrik padam dan mereka menggunakan genset," katanya. "Ketika listrik kembali, itu menyebabkan kelebihan beban."

Minoritas Agama

Komunitas Kristen sering mengeluhkan rekonstruksi gereja setelah kebakaran hebat ditandai dengan penundaan yang lama dan hambatan birokrasi.

Gubernur Giza memerintahkan bantuan mendesak sebesar 50.000 pound  (sekitar $2.600) untuk keluarga yang meninggal dan 10.000 pound ($500) untuk yang terluka.

Imam besar Al-Azhar, lembaga Muslim terkemuka Mesir, menyatakan belasungkawa atas kecelakaan tragis dan menegaskan kesiapan rumah sakit Al-Azhar untuk menerima yang terluka.

Sebuah pernyataan dari kantor Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga para korban.

Kebakaran yang tidak disengaja tidak jarang terjadi di megalopolis Kairo yang luas, di mana jutaan orang tinggal di permukiman informal di tengah infrastruktur yang bobrok dan tidak terawat.

Baioumy mengatakan pemadaman kebakaran terhambat oleh lokasi gereja di jalan yang sangat sempit.

Minoritas Koptik telah mengalami serangan dan mengeluhkan diskriminasi di negara Afrika Utara, yang berpenduduk terbesar di dunia Arab.

Koptik telah menjadi sasaran serangan mematikan, terutama setelah el-Sisi menggulingkan pemerintahan Presiden Mohamed Morsi pada 2013, dengan gereja, sekolah dan rumah dibakar.

Koptik juga mengeluh bahwa mereka telah ditinggalkan dari posisi kunci negara dan mereka menyesalkan undang-undang yang membatasi untuk pembangunan dan renovasi gereja.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Kebakaran Gereja Kristen Koptik Mesir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :