Kamis, 25/04/2024 16:53 WIB

Anggota DPR Minta Pemerintah Optimalkan Hilirisasi Nikel

Belum lagi Pemerintah harus mengeluarkan berbagai kemudahan dan insentif baik fiskal maupun non fiskal, termasuk tax holiday pajak badan kepada perusahaan smelter asing.

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Indonesia seharusnya optimalkan program hilirisasi nikel. Jangan seperti sekarang ini yang berhenti di pengembangan pabrik nikel kelas 2 dengan produksi barang setengah jadi berupa Fero Nikel (FeNi) dan nikel pig iron (NPI).

Demikian dikatakan Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto kepada wartawan, Kamis (11/8).

“Akibatnya Indonesia tidak dapat menikmati nilai tambah yang tinggi dari produksi nikel yang dihasilkan,” terangnya.

Lebih menyedihkan lagi, lanjut Mulyanto, hasil pemurnian bijih nikel ini dijual kepada Tesla oleh dua perusahaan smelter China. Bahkan, Presiden Joko Widodo dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan secara tidak langsung menjadi markerting perusahaan smelter ini saat kunjungannya ke Tesla.

“Padahal pengorbanan kita untuk program hilirisasi setengah hati ini cukup besar,” terangnya.

Pernyataan itu sekaligus menanggapi transaksi pembelian nikel oleh Tesla ke dua perusahaan China, Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co, yang beroperasi di Indonesia.

Mulyanto melanjutkan, penambang nikel tidak dapat mengekspor ore nikel dengan harga internasional dan pasrah dengan harga ore nikel domestik yang jauh lebih rendah. Negara juga tidak memperoleh penerimaan dari bea ekspor ore nikel.

“Belum lagi Pemerintah harus mengeluarkan berbagai kemudahan dan insentif baik fiskal maupun non fiskal, termasuk tax holiday pajak badan kepada perusahaan smelter asing,” terangnya.

“Ditambah lagi dengan biaya sosial-politik berupa berduyun-duyun masuknya TKA yang ditengarai sebagian besar adalah pekerja kasar,” imbuh Mulyanto.

Sementara itu, keterbatasan bijih nikel saprolit berkadar tinggi adalah fakta alamiah cadangan SDA Indonesia, sehingga pengelolaan nikel kita harus dieman-eman dengan mengekspor hanya produk nikel bernilai tambah tinggi.

"Ini adalah pengorbanan yang besar untuk program hilirisasi nikel setengah hati yang jauh dari harapan kita," sesal Mulyanto.

Karena itu Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini meminta Indonesia benar-benar mengoptimalkan program hilirisasi nikel ini.  Dengan memproduksi produk jadi dengan nilai tambah tinggi. Kementerian Perindustrian harus menjadi motor utama program ini.

"Sekarangkan terkesan yang menjadi motor adalah Dirjen Minerba, Kementerian ESDM, yang malah merangkap menjadi PLT Gubernur," tandasnya.

 

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VII Mulyanto PKS nikel Tesla China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :