Rabu, 17/04/2024 00:33 WIB

Kementan Dorong Pengembangan Bibit Kopi dan Kakao Bernilai Tinggi

Kementan dorong pengembangan bibit kopi dan kakao bernilai tinggi.

Syahrul dalam kunjungan kerjanya ke Balai Penelitian Tanaman Industri (Balitri) di Sukabumi, Kamis (28/7).

JAKARTA, Jurnas.com  - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mendorong pengembangan produksi bibit kopi dan kakao yang bernilai ekonomi tinggi guna mendongkrak ekspor.

"Tadi saya mencoba kopi rasanya enak sekali. Tapi sayang, kopinya belum dicicipi Bapak Presiden, para menteri dan masyarakat Indonesia bahkan orang-orang di negara Eropa," kata Syahrul dalam kunjungan kerjanya ke Balai Penelitian Tanaman Industri (Balitri) di Sukabumi, Kamis (28/7).

Karena itu, mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini meminta jajaranya untuk menyiapkan bibit kopi di tahun 2022 ini sebanyak 3 juta pohon untuk meningkatkan nilai ekspor ke depannya.

"Inovasi jangan sampai di sini, 3 bulan atau 6 bulan ke depan harus lebih dan 1 tahun ke depan Indonesia punya kekuatan 3 kali lipat dari yang ada saat ini. Produksi benih tidak boleh jumlahnya ratusan ribu tapi harus jutaan," kata SYL, sapaan Mentan Syahrul.

Ia mengatakan untuk mewujudkan hal ini, harus berani membuat terobosan dalam berinovasi sehingga bekerja tidak lagi dengan cara birokratik. Inovasi bibit yang dihasilkan harus dapat dikembangkan di berbagai daerah sehingga Indonesia yang saat ini menduduki posisi ke 3 produksi kopi, ke depanya dengan cepat menduduki posisi pertama di dunia.

"Jangan beralasan tidak ada anggaran sehingga tidak bisa berinovasi dan memproduksi 3 kali lipat, ini cara kerja birokratik. Kita harus pakai nalar dan memanfaatkan potensi dengan maksimal. Apalagi sekarang ini dunia lagi bersoal. Amerika antri makanan dan Vietnam lagi menutup ekspornya. Jadi tanggung bangat kalau produksi kopi Indonesia diurutan nomor 3, kita harus jadi peringkat 1 dunia," tegasnya.

"Begitu juga dengan komoditas coklat kita, rasanya enak, nomor 2 di dunia. Padahal coklat kita jauh lebih unggul, tahan panas, tidak mudah meleleh dan rasa pahit menembus jantung dapat menjadi obat. Ke depan kita pun harus terobos agar kakao kita nomor 1 dunia," pinta SYL.

Di sisin lain, Mentan SYL mengungkapkan tantangan global lain yang dihadapi adalah krisis energi. Pertanian menjadi sektor utama yang diharapkan untuk menyiapkan sumber energi baru terbarukan sebagai bahan bakar alternatif.

"Selain krisis pangan, kita juga hadapi krisis energi, pembakar naik 3 kali lipat dari sekarang. Padahal kita punya mesin sendiri, CPO dan kemiri ada. Kita beli solar mahal Rp 10.000 dan solar dari kita produksi hanya Rp 6.000. Sawit kita banyak dan harunya bisa bikin minyak goreng sendiri karena mesinnya ada di sini. Jadi saya kasih challenge," ujarnya.

Bersamaan, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan pihaknya melalui Balitri siap memproduksi bibit kopi sebanyak 3 juta pohon untuk disebar di awal bulan Desember 2022.

Balitri memiliki kapasitas produksi bibit kopi sebanyak 4 juta pohon dan saat ini memiliki bibit kopi yang siap disalur sebanyak 130 ribu bibit kopi arabika dan 80 ribu bibit kopi robusta.

"Alhamdulilllah tahun ini, arahan Pak Menteri untuk menyiapkan bibit kopi 3 juta bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan dan kami siap menyiapkan dan menyaluarkan di awal Desember tahun 2022 ini. Kita juga telah menghasilkan bibit kakao yang potensi hasilnya 3,7 ton yang sudah tersebar di beberapa daerah.

"Dan di tahun depan, seluruh balai yang ada di daerah menghasilkan benih berstandar tersertifikasi sehingga biaya pengiriman jauh lebih murah. Kita akan membangun kebun induk untuk menghasil benih sumber di setiap propinsi," tambah Fadjry.

KEYWORD :

Syahrul Yasin Limpo Produksi Bibit Berskala Besar Kakao Kopi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :