Kamis, 25/04/2024 05:00 WIB

6 Mitos Seputar Makanan bagi Pasien Kanker Payudara

6 Mitos Seputar Makanan bagi Pasien Kanker Payudara

Ilustrasi makanan sehat (Foto: Doknet)

Jakarta, Jurnas.com - Mitos masih menjadi salah satu kendala penurunan angka kasus kanker payudara di Indonesia. Beberapa kalangan, masih meyakini sejumlah mitos untuk kesembuhan penyakitnya.

Padahal, alih-alih sembuh, mitos-mitos tersebut malah membuat kanker payudara makin sulit disembuhkan. Akibatnya, baru memeriksakan diri ke dokter ketika sudah memasuki stadium lanjut.

Pakar gizi dan nutrisi dari RSPAD Gatot Subroto Jakarta, dr. Ety Mariatul Qiptiah, M.Gizi, SpGK menerangkan, terdapat enam mitos seputar makanan yang masih menghantui pasien kanker payudara. Apa saja?

1. Kanker sembuh jika tidak makan
Ini merupakan anggapan yang salah. Sebab, pasien kanker harus tetap makan sesuai kebutuhan harian. Apalagi ketika menjalani terapi, tubuh membutuhkan makanan dengan gizi seimbang dan tinggi protein.

"Tidak makan malah akan menghilangkan kanker bersama pasiennya (mati)," ujar dr. Ety dalam kegiatan `Obrolan Akhir Minggu Sahabat-Sahabat YKPI: Seberapa Penting Peran Nutrisi terhadap Pasien Kanker Payudara` pada Sabtu (23/7), yang diikuti oleh 1.000 peserta dari Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) seluruh Indonesia.

2. Pasien kanker dilarang minum susu
dr. Ety menjelaskan bahwa susu adalah bahan makanan yang baik dan mungkin dibutuhkan oleh pasien kanker. Susu, dapat digunakan sebagai makanan pengganti untuk memenuhi kebutuhan energi, bila sulit dipenuhi dari makanan biasa.

"Jangan bilang enggak boleh mengonsumsi susu. Susu apa saja boleh, susu kambing boleh," terang dr. Ety.

3. Pasien cukup makan sayur dan buah
Ada mitos yang menyebutkan bahwa pasien kanker hanya butuh makan sayur dan buah supaya sembuh. Menurut dr. Ety, pandangan ini justru tidak baik bagi pasien kanker.

"Hanya makan buah dan sayur dapat menyebabkan pasien lemas, karena kalorinya tidak mencukupi untuk kebutuhan energi," kata dr. Ety.

4. Pasien kanker tidak boleh mengonsumsi kedelai
dr. Ety memastikan bahwa kedelai aman dikonsumsi oleh pasien kanker. Menurut penelitian, lanjut dr. Ety, tiga potong tempe ukuran sedang harus masuk ke dalam tubuh setiap hari.

"Setiap peningkatan asupan isoplavon kedelai 10 mg per hari, berhubungan dengan penurunan risiko kanker payudara sebesar tiga persen," sambung dr. Ety.

5. Daging merah menyebabkan kanker
Pada dasarnya, daging merah mengandung sejumlah nutrisi yang baik bagi tubuh, yakni sumber protein tinggi, pembentuk komponen darah, menjaga kesehatan, dan mengganti sel tubuh yang rusak, serta sumber vitamin dan mineral untuk metabolisme zat besi.

"Direkomendasikan makan daging maksimal 300 gram per minggu atau 43 gram per hari," ujar dr. Ety.

6. Suplemen dapat menghentikan dan menghambat kanker
dr. Ety mewanti-wanti bahwa suplemen bukan strategi efektif untuk mengurangi risiko kanker. Bahkan, konsumsi beta karoten berlebih yang diperoleh dari suplemen, terbukti meningkatkan risiko kanker pada perokok.

"Kadang, suplemen dapat berinteraksi dengan terapi yang sedang dijalani. Jadi, saran kami fokus konsumsi dari berbagai bahan makanan sumber alami dibandingkan suplemen," kata dr. Ety.

Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar yang membuka kegiatan ini mengatakan bahwa pertanyaan seputar gizi sering kali didapati oleh para pendamping kanker payudara, terutama makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi selama pengobatan.

"Ini menjadi perhatian luar biasa bagi penyintas kanker payudara, dan juga tanda tanya saat masih menjalani pengobatan, makan ini boleh atau ini tidak boleh, karena khawatir kekurangan gizi," kata Linda.

KEYWORD :

Mitos Kanker Payudara Makanan YKPI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :