Jum'at, 19/04/2024 16:14 WIB

Kemdikbudristek: Guru Harus Pahami Kebutuhan Murid

Kemdikbudristek: Guru Harus Pahami Kebutuhan Murid

Dirjen GTK Kemdikbudristek, Iwan Syahril (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbudristek, Iwan Syahril, mendorong guru memahami kebutuhan peserta didik, alih-alih memberikan pembelajaran satu arah.

Hal ini disampaikan Iwan saat berkunjung ke SMPN 3 Tapung, Kampar, Riau beberapa waktu lalu. Kampar merupakan satu dari empat kabupaten yang menjadi lokus Program PINTAR Penggerak Tanoto Foundation, selain Jambi, Kutai Barat, dan Tegal.

Adapun kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi siswa dalam hal literasi, numerasi, dan sains di 263 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

"Fokus pendidikan adalah murid, maka guru harus selalu melakukan inovasi dan menambah pengalaman untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi murid," kata Iwan.

Selain itu, lanjut Iwan, setiap guru harus bisa memahami karakteristik masing-masing anak didiknya.

"Karena setiap anak itu unik, maka guru harus terus belajar, mencari ide untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemukan di kelas," ujar dia.

Tanoto Facilitators Gathering (TFG) 2022 adalah salah satu cara Tanoto Foundation untuk membantu para guru dan kepala sekolah mitra untuk mengembangkan diri.

Dalam acara tersebut, hadir Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, Dewan Pembina Tanoto Foundation Belinda Tanoto, Kepala BSKAP Anindito Aditono, Guru Besar Universitas Terbuka Tian Belawati, Psikolog Alexander Sriewijono dan Komika Sakdiyah Ma’ruf.

Belinda Tanoto mengungkapkan, peningkatan kualitas tenaga pendidik atau guru merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.

"Karena itu, sejak tahun 2018, Tanoto Foundation mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan melalui Program PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran," terang Belinda.

Menurut Belinda, berdasarkan evaluasi dampak terhadap program PINTAR, pencapaian siswa di sekolah mitra cenderung stabil, meskipun dua tahun tidak bertatap muka. Hal ini sangat dimungkinkan terjadi karena para guru menerapkan cara-cara baru atau melakukan inovasi dalam pembelajaran untuk mencegah learning loss selama pandemi.

Sementara itu, akademisi dan praktisi pendidikan, Anita Lie mengatakan nilai-nilai dari Ki Hadjar Dewantara merupakan sumber inspirasi dari konsep Merdeka Belajar.

"Merdeka Belajar ini bukan hanya sebuah program, tapi sebuah gerakan yang akan menjadi fondasi pendidikan di Indonesia," tutur Guru Besar Universitas Widya Mandala tersebut.

Untuk diketahui, melalui Program PINTAR, Tanoto Foundation melatih dan mendampingi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan dosen LPTK di 25 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, Riau, Jambi, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah. Program ini telah memberi manfaat bagi lebih dari 200 ribu siswa.

KEYWORD :

Dirjen GTK Iwan Syahril Kemdikbudristek Tanoto Foundation




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :