Sabtu, 20/04/2024 18:17 WIB

Rupiah Melemah Rp15.000 per Dolar, Ini Kata Sri Mulyani

Rupiah melemah Rp15.000 per dolar, ini kata sri mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Melihat data Bank Indonesia hari ini, Selasa (5/7/2022), terpantau kurs jual dolar terhadap rupiah sudah menembus Rp15.034. Sejumlah kalangan memperkirakan rupiah masih akan terus melemah ke depannya.

Merespons tren pelemahan rupiah, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi itu karena masih dinamisnya beberapa indikator ekonomi yang berpengaruh. Indikator-indikator tersebut terutama dari sisi keuangan, antara suku bunga atau interest rate, hingga inflasi.

"Indonesia masih dalam kondisi baik. Transaksi berjalannya cukup baik. Dalam hal ini capital flow barangkali yang terjadi karena dengan interest rate naik di AS, maka orang-orang mencari tempat mereka anggap interest rate-nya lebih tinggi," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (5/7/2022).

Dia pun menegaskan bahwa pihaknya akan tetap menjaga stabilitas ekonomi. Upaya itu akan dilakukan dengan menjaga belanja, penerimaan, dan pembiayaan. "Kalau kita bicara stabilitas dengan growth, stabilitas tapi sisi inflasi. Kalo persoalan inflasinya dari supply side, maka kita bantu dari supply side," ungkap Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, pemerintah terus berupaya membantu dari sisi kebijakan mengenai perdagangan, investasi, ekspor impor, dan distribusi. Tujuannya, menjaga agar inflasi bisa terkendali. "Karena itu persoalan yang terjadi dari inflasi sekarang ini. Kalau permasalahannya dari sisi demand, kita akan mengelola bersama-sama mengenai agregat demand," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan bahwa pihaknya berperan dalam menjaga inflasi dan menjaga daya beli masyarakat agar ekonomi makro lebih terjaga. "Inflasi yang masih tetap terjaga tidak lepas dari upaya pemerintah untuk tidak menaikkan harga-harga energi yang disubsidi," ungkap Febrio.

Dia juga menekankan bahwa kondisi eksternal masih dalam keadaan baik, berkaca pada tren surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut selama 25 bulan berturut-turut pada Mei 2022, sehingga kondisi transaksi berjalan masih berjalan dengan baik.

Alhasi, cadangan devisa juga terjaga aman. "Dengan kinerja transaksi berjalan tersebut, cadangan devisa juga masih tinggi. Cadangan devisa bulan Juni tercatat USD135,6 miliar, posisi ini masih sangat cukup," pungkasnya.

 

KEYWORD :

Sri Mulyani Bank Indonesia rupiah dolar AS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :