Sabtu, 20/04/2024 03:43 WIB

Target APBN 2021 Kurang Optimal, Pemerintah Gagal Pacu Pemulihan Kesejahteraan Rakyat

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Hermanto dalam pandangan fraksi menyampaikan, kegagalan pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi membuktikan rendahnya kemampuan pemerintah untuk memacu di berbagai sektor di dalam perekonomian.

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Hermanto. (Foto: Parlementaria)

Jakarta, Jurnas.com - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI menilai bahwa kinerja Pemerintah dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 masih kurang memuaskan sehingga berdampak tidak optimalnya upaya penanganan pandemi dan menjaga kesejahteraan rakyat.

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Hermanto dalam pandangan fraksi menyampaikan, kegagalan pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi membuktikan rendahnya kemampuan pemerintah untuk memacu di berbagai sektor di dalam perekonomian.

“Padahal, tahun 2021, peluang mencapai pertumbuhan tinggi cukup terbuka sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global. Tahun 2021, ekonomi global tumbuh hingga 6,11 persen sedangkan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3,69 persen. Realisasi pertumbuhan tahun 2021 melenceng jauh target 5 persen,” kata dia dalam Rapat Paripurna ke-27 Masa Persidangan V Tahun SIdang 2021-2022 yang digelar di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (5/7).

Dia melanjutkan, perbedaan antara target dan realisasi tersebut dimaknai Fraksi PKS sebagai kegagalan pemerintah memacu pemulihan dan kesejahteraan rakyat. “Harus diingatkan kembali, sejak 2015, pemerintah belum pernah mencapai target pertumbuhan ekonomi,’ ujar Hermanto.

Tak hanya itu, lanjut dia, Fraksi PKS juga menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup rendah dibandingkan negara-negara G20. Tahun 2021, pertumbuhan G-20 mencapai 6,1 persen sedangkan Indonesia hanya tumbuh 3,69 persen.

Fraksi PKS menyebut pencapaian Indonesia hanya lebih baik dari Jerman (2,9 persen), Jepang (1,66 persen), Saudi Arabia (3,3 persen), Australia (4,7 persen), Brazil (4,6 persen), Kanada (4,6 persen),  India (8,3 persen), Italia 6,6 persen).

Kemudian, Korea (4 persen), Meksiko (4,8 persen), Afrika Selatan (4,9 persen), Turki (11 persen), Inggris Raya (7,5 persen), Amerika Serikat (5,7 persen) dan kawasan Uni Eropa (5,2 persen).

“Mengamati data tersebut, Fraksi PKS menyimpulkan bahwa ekonomi Indonesia belum pulih dari krisis Covid-19 pada 2021. Selain itu, dampak krisis sektor kesehatan tersebut snat mendalam bagi Indonesia yang menyebabkan ekonomi sulit bangkit. Hal tersebut, karena fundamental ekonomi Indonesia rapuh. Fraksi PKS menyimpulkan bahwa kegagalan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi karena kegagalan mencapai target pertumbuhan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan PMTB,” demikian kata Hermanto.

 

KEYWORD :

Warta DPR Fraksi PKS rapat paripurna anggaran APBN 2021 pertumbuhan ekonomi Hermanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :