Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.
Jakarta - Sebanyak 149 orang buruh migran Indonesia dikabarkan wafat di pusat-pusat penahanan imigrasi di Sabah periode 2021-2022.
Mengetahui kabar duka ini, Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyiapkan aksi unjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar Malaysia, sebagai bentuk protes keras.
"Dalam waktu dekat, kami akan melakukan aksi besar-besaran ke Kedutaan Besar Malaysia yang ada di Jakarta terkait dengan kasus buruh migran ini. Malaysia harus bertanggung jawab atas meninggalnya WNI di pusat-pusat penahanan imigrasi yang menjadi otoritasnya" ujar pria yang juga Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) tersebut, dalam keterangan tertulis, Minggu (3/7/2022).
Indonesia Pengguna Biodiesel Paling Besar
"Sebagai partai politik yang berbasis buruh, di mana buruh migran adalah konstituen kami, kami memperingatkan Pemerintah Malaysia agar lebih manusiawi dalam memperlakukan buruh migran," tegas dia.
Said menyebutkan, Partai Buruh mengutuk keras dan menyesalkan tragedi itu. Ia memastikan akan melayangkan gugatan ke mahkamah internasional.
Jika fakta ratusan buruh migran Indonesia yang meninggal di penjara imigrasi Sabah benar terjadi, akibat minimnya pemberian makanan dan akses kesehatan, kami akan membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional dan Dewan HAM PBB," ungkap Said.
Partai Buruh mendesak pemerintah Indonesia mengirimkan tim investigasi ke Malaysia. Said mengaku sudah menghubungi Konfederasi Serikat Buruh Malaysia (MTUC) untuk bersama-sama mengungkap kasus ini lewat tim gabungan pencari fakta.
Pekerja Migran Indonesia Malaysia Said Iqbal unjuk rasa
