Sabtu, 20/04/2024 02:00 WIB

Hadapi Tantangan Pertanian, Mentan Syahrul Minta Jajaran Hasilkan Perencanaan Extraordinary

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (musrenbang) harus menghasilkan perencanaan yang extraordinary.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan dan membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Pertanian Nasional 2022 untuk Perencanaan 2023, di auditorium Kementerian Pertanian Pusat (Kanpus), Rabu (29/6).

JAKARTA, Jurnas.com  - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, tantangan pertanian saat ini tidak lagi biasa-biasa. Karena itu, ia berharap Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) menghasilkan perencanaan yang extraordinary.

Demikian disampaikan saat memberikan arahan dan membuka Musrenbang Pertanian Nasional 2022 untuk Perencanaan 2023, di auditorium Kementerian Pertanian Pusat (Kanpus), Rabu (29/6).

"Saya berharap hari ini (Musrenbang) ada konsepsi yang lebih. Strategi yang kemarin, saya anggap tidak cukup. Sudah harus mengubah strategi lebih dari apa yang sudah ada," tegas Syahrul.

Strategi tersebut, lanjut Mentan Syahrul, harus mampu beradaptasi dan memitigasi seluruh tantagan pertanian.

"Kenapa saya harus bicara seperti ini karena krisis pangan dunia sudah terjadi. Banyak negara sekarang yang sudah tidak bisa bayar utang, banyak nengara dari COVID-19 yang ada membuat mereka jadi sangat miskin dan pengangguran di mana-mana," jelas Syahrul.

Belum selesai COVID-19, lanjut Syahrul, dunia pun harus menghapai perubahan iklim yang membuat produktivitas terganggu. "Karena kondisi alam kadang-kadang hujan dan kadang-kadang panas membuat ritme pertanaman budidaya hancur total," ujarnya.

Di samping itu, perang Rusia-Ukraina juga membuat semua komoditas yang biasanya diimpor menjadi terganggu. "Dunia menghadapi krisis yang tidak pernah terjadi selama dunia. Bayangkan Ka`bah saja berhenti," kata Syahrul.

Sekretaris Jenderal (Sekjen), Kementan, Kasdi Subagyono menambahkan, Musrenbang Pertanian Nasional 2022 untuk Perencanaan 2023 adalah momentum untuk memperbaiki perencanaan.

"Bapak Menteri tadi sudah sampaikan kepada kita semua, bahwa kita ada di posisi yang tidak biasa-biasa saja. Oleh karena itu, kita harus extraordinary," kata Kasdi kepada awak media.

Kasdi menjelaskan, extraordinary dalam hal ini adalah cermat dalam mengidentifikasi permasalahan. Paling tidak ada tiga permasalahan, yakni pandemi COVID-19 yang belum selesai, perubahan iklim, dan tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

"Maka Bapak Mentan memberikan arahan kepada kita semua agar tidak membuat perencanaan bisnis as usual (seperti biasanya) tetapi harus merespon apa yang kita hadapi," tegas Kasdi.

Kasdi menambahkan, dalam satu tahun importasi gandum Indonesia lebih dari 11 juta ton. Tiga juta di antaranya dari Ukraina dan kurang lebih setengah sampai satu juta berasal dari Rusia.

"Kalau itu dua-duanya terganggu kita bisa bayangkan? Maka dari itu, kita membuat perencanaan substitusi impor gandum. Tadi sudah disebutkan Bapak Mentan ada singkong, sorgum dan sagu untuk substitusi impor gandum itu," jelasnya.

Sebagai tambahan, Musrenbang Pertanian Nasional 2022 Perencanaan 2023 mengangkat tema "Memperkuat Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern Dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional."

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai rangkaian proses penyusunan perencanaan program, kegiatan dan anggaran Tahun 2023 dengan mengundang seluruh Kepala Dinas, Sekretaris Dinas dan Kepala Bidang yang menangani perencanaan lingkup Pertanian Provinsi di seluruh Indonesia.

KEYWORD :

Syahrul Yasin Limpo Musrenbang Pertanian Nasional 2022 Krisis Pangan Pandemi COVID-19 Perang Rusia-




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :