Kamis, 18/04/2024 22:04 WIB

Pendukung Kesepakatan Abraham akan Berkumpul di Bahrain

Pendukung Kesepakatan Abraham akan berkumpul di Bahrain.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri), mantan Presiden AS Donald Trump, dan Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed Al-Nahyan (kanan) tersenyum saat mereka berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Abraham di mana negara-negara Bahrain dan Uni Emirat Arab mengakui Israel, di Gedung Putih di Washington, DC, 15 September 2020 [SAUL LOEB / AFP

JAKARTA, Jurnas.com - Para diplomat dari Amerika Serikat (AS), Israel dan empat negara Arab akan bertemu di Bahrain Senin (27/6). Pertemuan itu terjadi tiga bulan setela mereka berjanji untuk meningkatkan kerja sama pada pertemuan penting di Israel.

Pembicaraan di ibu kota Bahrain, Manama, akan mempertemukan pejabat Kementerian Luar Negeri dari Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Maroko, semuanya menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020, dan dari Mesir, yang berdamai dengan Israel pada 1979.

Pada Maret, mereka bertemu untuk pertama kalinya di tanah Israel di kibbutz Sde Boker di gurun Negev, dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken bergabung dengan rekan-rekannya.

UEA dan Bahrain menjalin hubungan dengan Israel di bawah Kesepakatan Abraham, yang ditengahi oleh mantan Presiden AS Donald Trump. Maroko kemudian membangun kembali hubungan dengan Israel di bawah perjanjian terpisah yang ditengahi Trump.

Kesepakatan Abraham membuat marah orang-orang Palestina, yang berpendapat bahwa mereka terlah mengkhianatan konsensus Arab yang telah berusia puluhan tahun untuk mengisolasi Israel sampai menyetujui pembentukan negara Palestina, dengan ibu kotanya di Yerusalem timur.

Washington mengatakan ingin pertemuan itu menjadi pertemuan tahunan dan untuk memasukkan Otoritas Palestina dan Yordania - negara Arab lain yang mengakui Israel, tetapi yang telah melihat meningkatnya kritik atas status Yerusalem.

Blinken telah menyuarakan dukungan kuat untuk Kesepakatan Abraham tetapi memperingatkan pada pertemuan Negev bahwa mereka tidak dapat menggantikan pembangunan perdamaian Israel-Palestina.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang termasuk air, pariwisata, kesehatan, energi, ketahanan pangan, dan keamanan regional.

Israel juga telah menemukan alasan yang sama dengan negara-negara Teluk Arab dalam hubungan tegang mereka dengan Iran.

"Pertemuan hari Senin juga akan menjadi tonggak sejarah menjelang kunjungan presiden AS yang diharapkan ke Timur Tengah," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan.

Presiden Joe Biden akan melakukan perjalanan ke Israel, Tepi Barat yang diduduki Israel dan Arab Saudi dari 13 hingga 16 Juli - perjalanan pertamanya ke Timur Tengah sejak menjabat.

Sesampai di sana, ia akan menghadiri pertemuan puncak Dewan Kerjasama Teluk dengan para pemimpin dari Arab Saudi, UEA, Qatar, Bahrain, Kuwait dan Oman, bergabung dengan para pemimpin Mesir, Irak dan Yordania, kata seorang pejabat AS.

Sumber: AFP

KEYWORD :

Amerika Serikat Israel Kesepakatan Abraham Uni Emirat Arab Mesir Bahrain Maroko




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :