Sabtu, 20/04/2024 16:20 WIB

Guru SMAN 4 Jayapura: Guru Penggerak Ubah Pola Pikir Pembelajaran

Anna Farida, guru SMA Negeri 4 Jayapura, Papua mengakui program Guru Penggerak berhasil mengubah pola pikirnya terhadap pembelajaran masa kini.

Siswa SMAN 4 Jayapura membuat kerajinan noken (Foto: Ist/Dok. BKHM Kemdikbudristek)

Jayapura, Jurnas.com - Anna Farida, guru SMA Negeri 4 Jayapura, Papua mengakui program Guru Penggerak berhasil mengubah pola pikirnya terhadap pembelajaran masa kini. Anna mengatakan, dia justru mendapatkan pengalaman baru, kendati sudah mengajar selama 27 tahun.

"Mengajar lebih dari 27 tahun bukan berarti pengalaman ini membuat saya terbaik. Justru, ketika mengikuti Guru Penggerak, saya melihat mindset (pola pikir) saya harus berubah," kata Anna saat ditemui di SMAN 4 Jayapura pada Selasa (14/6) kemarin.

Salah satu perubahan itu, lanjut Anna, ialah pelibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Anna menceritakan, dulu dia banyak tak disukai oleh siswa, karena gaya mengajarnya yang keras.

"Anak-anak tidak menyukai saya. Sebelum menjadi Guru Penggerak, saya masuk jam sekian, bikin tugas harus begini begitu. Setelah jadi Guru Penggerak, saya pikir pasti anak-anak akan malas ke sekolah, kalau gurunya terlalu mengatur (seperti yang saya lakukan)," ujar guru mata pelajaran Kimia itu.

Anna sebelumnya juga sering memberikan hukuman kepada siswa yang terlambat masuk kelas, maupun tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Namun, setelah mengikuti pelatihan Guru Penggerak, Anna sadar itu bukan cara yang tepat.

Anna yang mengajar kelas X juga menerapkan Kurikulum Merdeka di dalam kelas. Pembelajaran berdiferensiasi sebagai inti dari Kurikulum Merdeka, menurut dia, membuat peserta didik kerap lebih aktif.

"Kami melakukan pemetaan kebutuhan belajar anak, kemudian menyusun pembelajaran berdasarkan kebutuhan itu. Sehingga, ketika menyiapkan konten, proses, sampai produk, anak melakukannya sesuai minat. Dengan begitu, mereka tidak akan tertekan," sambung Anna.

Siswi kelas X SMAN 4 Jayapura, Silvia senang dengan penerapan Kurikulum Merdeka di sekolahnya. Silvia menyebut, pembelajaran kini tidak hanya bersifat satu arah, melainkan lebih hidup.

Guru di kelas, lanjut Silvia, bertindak sebagai fasilitator selama pembelajaran. Adapun siswa, diberikan kebebasan mengikuti pembelajaran sesuai minat mereka masing-masing.

"Biasanya kami dikasih proyek untuk mengerjakan kearifan lokal. Kami disuruh mencari makanan khas Papua, sagu misalnya, dan wawancara warga lokal bagaimana membuat produk sagu," tutup Silvia.

KEYWORD :

Guru Penggerak Kemdikbudristek Pola Pikir Pembelajaran SMAN 4 Jayapura




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :