Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. (Biro Humas Kementerian BUMN)
Jakarta, Jurnas.com - Penyertaan modal BUMN telekomunikasi di platform digital terbesar dan terintegrasi di Indonesia bukan hanya menguntungkan dari sisi capital gain, juga menjanjikan kolaborasi bisnis luar biasa yang berdampak pada peningkatan revenue Telkom. Dan paling penting, Telkom masuk ke bisnis digital dengan cara yang cerdas yakni berinvestasi dan bekerjasama dengan market leader.
Proses investasi dijalankan secara benar, telah memenuhi semua ketentuan dan melalui proses persetujuan banyak pihak. Termasuk restu dari Singtel, BUMN SIngapura, pemilik 35 persensaham Telkomsel. Keberadaan Telkom dan GoTo sebagai perusahaan publik merupakan jaminan bahwa keduanya menjunjung tinggi prinsip tata kelola perusahaan yang benar (good corporate governance/GCG).
“Justru kita perlu mengapresiasi Telkomsel atas kebijakannya berinvestasi di GoTo, karena GoTo adalah market leader dan jangkar utama ekonomi digital di negeri ini. Sungguh aneh apabila perusahaan telekomunikasi sebesar mereka tidak ikut berinvestasi di perusahaan yang menjadi penentu masa depan ekonomi digital. Akan menjadi penyesalan di kemudian hari,” kata pengamat ekonomi politik CORE Indonesia, Piter Abdullah kepada wartawan, Senin (13/6).
Dia menambahkan, dari sisi pergerakan harga saham, Telkomsel berpotensi meraup cuan luar biasa. Harga saham GoTo sudah melampaui harga saat IPO di Rp338, sementara nilai investasi Telkomsel sebesar Rp270 per lembar. Artinya sudah cuan triliunan dari investasi awal mereka di akhir 2020.
“Floating loss Telkom adalah awal mula dari semua kekisruhan ini, lalu dibuat melebar dan kemudian dipolitisasi secara berlebihan. Isu awalnya sudah terjawab, lalu apa lagi motivasi mereka? Yang perlu diingat, politisasi berlebihan akan berdampak buruk terhadap iklim investasi startup yang justru saat ini menghadapi tantangan berat. GoTo perusahaan tangguh, tapi startup atau calon calon unicorn belum sekuat itu dan membutuhkan investasi,” kata Piter.
Erick Thohir Lantik Sekretaris Kementerian BUMN
Pengamat ekonomi politik UIN Syarif Hidayatullah, Dani Setiawan mencium bau tak sedap dari manuver para politisi di kasus investasi Telkom. Tujuan mereka bukan lagi mempersoalkan investasinya, tapi menyerang meneg BUMN Erick Thohir. Agendanya pun mudah ditebak yakni merusak kredibilitas Erick lewat kasus Telkom untuk kepentingan pilpres 2024.
“Pilpres memang masih 2 tahun lagi, tapi upaya jegal menjegal sudah berlangsung dari sekarang. Lawan politik Erick melihat peluang di kasus investasi Telkom karena keberadaan Boy Tohir sebagai Komut GoTo. Ketika momentum itu tiba,mereka berupaya mengkapitalisasi isu ini dengan sangat optimal. Maka itu mereka berebut memunculkan gagasan bikin pansus dan panja,” terang Dani yang juga dosen FISIP UIN Jakarta ini.
Menurut Dani serangan ke Erick menggunakan peluru investasi Telkom, punya tiga target. Menggoyang posisi Erick dalam kabinet. Rencana presiden melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat dijadikan pintu masuk untuk mendesak presiden mencopot Erick. Lawan politik akan melakukan pressure melalui opini di media dan parlemen tentang kebobrokan dan benturan kepentingan Erick dalam mengelola BUMN.
Jika gagal melalui pintu reshuffle, rencana berikutnya adalah membentuk panitia khusus (pansus) dan Panja. Politisi akan membangun perlawanan di parlemen untuk mendesak Erick mundur karena dianggap telah melakukan tata kelola perusahaan yang tidak benar dalam investasi Telkom di GoTo.
Jika tetap gagal menggergaji kursi jabatan Erick melalui jalur panja dan pansus, maka target minimal mereka adalah membentuk citra dan opini yang buruk terhadap Erick sebagai pejabat negara. Pembentukan opini buruk akan terus berlangsung hingga merusak kredibilitas dan akhirnya popularitas meredup.
“Cara cara ini sudah kebablasan dan berbahaya. Bagaimanapun, Telkom dan GoTo adalah perusahaan publik. Reputasi keduanya bisa berantakan kalau politisasi tidak segera dihentikan. Keduanya adalah perusahaan publik, sehingga apapun keputusan investasi atau strategi bisnis sudah melalui banyak proses yang kredibel dan dapat dipertanggung jawabkan,” kata Dani.
KEYWORD :
Menteri BUMN Erick Thohir Telkom investasi politisasi GoTo