Kamis, 25/04/2024 22:55 WIB

Pertama Kalinya Sejak Perang Dingin Persenjataan Nuklir Global Bertambah

Pertama kalinya sejak perang dingin persenjataan nuklir global bertambah.

Ledakan Nuklir (Foto: BBC)

JAKARTA, Jurnas.com - Persenjataan nuklir global diperkirakan akan tumbuh di tahun-tahun mendatang untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin. Risiko senjata itu digunakan juga meningkat ke level tertinggi dalam beberapa dasawarsa.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mengatakan dalam serangkaian penelitian baru, invasi Rusia ke Ukraina dan dukungan Barat untuk Kyiv telah meningkatkan ketegangan di antara sembilan negara bersenjata nuklir di dunia.

Sementara jumlah senjata nuklir turun sedikit antara Januari 2021 dan Januari 2022, SIPRI mengatakan bahwa kecuali tindakan segera diambil oleh kekuatan nuklir, persediaan hulu ledak global dapat segera mulai meningkat untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.

"Semua negara bersenjata nuklir meningkatkan persenjataan mereka dan sebagian besar mempertajam retorika nuklir dan peran senjata nuklir dalam strategi militer mereka," kata Direktur Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI, Wilfred Wan dalam buku tahunan 2022 kajian tersebut.

"Ini adalah tren yang sangat mengkhawatirkan," sambungnya.

Tiga hari setelah invasi Moskow ke Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai operasi militer khusus, Presiden Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi.

Wan juga telah memperingatkan konsekuensi seperti yang belum pernah terlihat sepanjang sejarah kepada negara-negara yang menghalangi jalan Rusia.

Rusia memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia dengan total 5.977 hulu ledak, sekitar 550 lebih banyak dari Amerika Serikat (AS). Kedua negara memiliki lebih dari 90 persen hulu ledak dunia, meskipun SIPRI mengatakan China berada di tengah ekspansi dengan perkiraan lebih dari 300 silo rudal baru.

SIPRI mengatakan jumlah global hulu ledak nuklir turun menjadi 12.705 pada Januari 2022 dari 13.080 pada Januari 2021. Diperkirakan 3.732 hulu ledak dikerahkan dengan rudal dan pesawat, dan sekitar 2.000 - hampir semuanya milik Rusia atau Amerika Serikat - disimpan dalam status negara. kesiapan yang tinggi.

"Hubungan antara kekuatan besar dunia semakin memburuk pada saat umat manusia dan planet ini menghadapi serangkaian tantangan bersama yang mendalam dan mendesak yang hanya dapat diatasi dengan kerja sama internasional," kata ketua dewan SIPRI dan mantan Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Perang Dingin Persenjataan Nuklir Global Invasi Rusia Ukraina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :