Jum'at, 26/04/2024 06:32 WIB

AS Ancam Ajukan Kembali Rancangan Resolusi untuk Perberat Sanksi Korea Utara

AS ancam ajukan kembali rancangan resolusi untuk perberat sanksi Korea Utara

Ilustrasi bendera Korea Utara (foto: UPI)

JAKARTA, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) memperingatkan akan mencoba lagi untuk memperketat sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jika Korea Utara menguji senjata nuklir. Hal itu disampaikan setelah rancangan resolusi AS diveto China dan Rusia.

"Tentu saja kami akan melakukannya," kata Duta Besar AS, Linda Thomas-Greenfield saat ditanya apakan AS akan melakukan upaya baru di Dewan Keamanan jika Korea Utara melanjutkan uji coba nuklir yang ditakuti.

"Pertama-tama kita perlu menegakkan sanksi yang sudah kita miliki wewenang untuk menegakkannya," katanya kepada wartawan.

"Dan kami tentu, seperti yang kami coba dalam resolusi terakhir ini, akan mendorong sanksi tambahan," katanya.

Intelijen AS mengatakan, Korea Utara tampaknya sedang mempersiapkan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017, meskipun hal itu tidak dilanjutkan selama kunjungan Presiden Joe Biden ke wilayah tersebut pada awal Mei.

AS pada hari Kamis memaksa pemungutan suara di Dewan Keamanan untuk memperketat sanksi setelah Korea Utara melakukan serangkaian peluncuran roket termasuk, menurut pejabat AS dan Korea Selatan, rudal balistik antarbenua.

Paman Sam mengatakan uji coba tersebut merupakan pelanggaran berani terhadap resolusi bulat PBB pada 2017 yang memperingatkan konsekuensi lebih lanjut untuk uji coba rudal jarak jauh atau senjata nuklir.

Namun China, sekutu utama Korea Utara, dan Rusia, yang hubungannya dengan Barat telah memburuk tajam akibat invasi Ukraina, keduanya memveto resolusi tersebut, dengan mengatakan bahwa sanksi baru akan kontraproduktif dan meningkatkan ketegangan.

AS malah pada Jumat memberlakukan sanksi sepihak baru, termasuk pada dua bank Rusia yang dituduh membantu Korea Utara dalam program senjatanya.

Pemerintahan Biden mengatakan siap untuk berdialog dengan Korea Utara tanpa prasyarat.

Tetapi telah menemukan sedikit minat dalam negosiasi tingkat rendah dari Pyongyang, di mana pemimpin Kim Jong Un mengadakan tiga pertemuan dengan pendahulu Biden, Donald Trump yang menurunkan ketegangan tetapi gagal menghasilkan kesepakatan yang langgeng.

Sumber: AFP

KEYWORD :

Amerika Serikat Korea Utara China Rusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :