Orang-orang menonton TV yang menyiarkan laporan berita tentang wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, 17 Mei 2022. (Foto file: REUTERS/Kim Hong-Ji)
JAKARTA, Jurnas.com - Untuk pertama kalinya dalam hampir 10 hari kasus demam harian Korea Utara turun di bawah 200.000. Media pemerintah menyebutnya sebagai tren positif setelah langkah-langkah diambil untuk mengendalikan wabah COVID-19 pertama yang diakui di negara itu.
Gelombang COVID-19, yang diumumkan pada 12 Mei, telah memicu kekhawatiran akan kurangnya vaksin, infrastruktur medis yang tidak memadai, dan potensi krisis pangan di negara berpenduduk 25 juta itu.
Di samping itu, negara yang terisolasi tersebut, menolak sebagian besar bantuan dari luar, menutup perbatasannya dan tidak mengizinkan konfirmasi independen atas data resmi.
Rupanya kekurangan pasokan pengujian membuat Korea Utara belum mengkonfirmasi jumlah total yang positif COVID-19. Sebaliknya, otoritas kesehatan melaporkan jumlah tersebut dengan gejala demam, sehingga sulit untuk menilai skala gelombang COVID-19, kata para ahli.
Lebih dari 186.090 orang mengalami gejala demam dan satu orang lagi meninggal, kantor berita negara KCNA melaporkan pada hari Minggu. Lebih dari 2 juta dari 2,6 juta kasus kumulatif telah pulih, kata KCNA. Korban tewas resmi mencapai 67.
Masyarakat Diimbau Lengkapi Vaksinasi Covid-19
"Situasi penyebaran epidemi saat ini di DPRK menunjukkan tren positif dari pertumbuhan yang cepat di awal menjadi penurunan setelah dikendalikan dan dikelola secara stabil, mencatat peningkatan jumlah pemulihan harian di seluruh negeri," kata KCNA.
Tahun lalu, Korea Utara mengatakan telah mengembangkan peralatan reaksi rantai polimerase (PCR) sendiri untuk melakukan tes COVID-19. KNCA melaporkan negara itu "mempercepat pengembangan reagen uji baru dan reagen uji antibodi untuk deteksi dini epidemi."
Pihak berwenang telah mendistribusikan makanan dan obat-obatan di seluruh negeri, dengan petugas medis militer dikerahkan untuk membantu mendistribusikan obat-obatan dan melakukan pemeriksaan.
Lebih dari satu juta petugas kesehatan, termasuk mahasiswa kedokteran dan guru, dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan "untuk benar-benar memblokir dan memberantas sumber penyebaran," tambah laporan itu.
Sumber: Reuters
KEYWORD :Korea Utara COVID-19 Demam