Selasa, 23/04/2024 13:43 WIB

Hati-Hati, Hipertensi Mengintai Anda

Mengendalikan tekanan darah perlu dilakukan untuk mencapai hidup yang berkualitas

Ilustrasi mengukur hipertensi (foto:klikdokter)

Jakarta, Jurnas.com - World Hypertension Day (WHD) 2022 kembali diperingati di Indonesia dan di seluruh dunia pada hari ini.  Seperti tahun-tahun sebelumnya, WHD kembali mengusung tema “Measure your blood pressure, control it, live longer” yang menekankan pentingnya mengukur dan mengendalikan tekanan darah untuk mencapai hidup yang berkualitas.

Prevalensi hipertensi di dunia termasuk di Indonesia sampai saat ini tetap tinggi atau  belum mengalami perubahan selama 3 dekade terakhir. Penyebabnya adalah tingginya kasus baru hipertensi akibat tingginya faktor risiko hipertensi seperti diabetes mellitus (kencing manis), kegemukan, konsumsi garam yang tinggi dan merokok.

Dalam Virtual Press Conference hari ini, dr. Erwinanto, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH) mengatakan, “Tekanan darah harus dikendalikan baik bagi pasien hipertensi maupun individu yang tidak menderita hipertensi”.

Dr. Erwinanto menjelaskan, bukti penelitian yang ada secara konsisten memperlihatkan bahwa penurunan tekanan darah bagi pasien hipertensi menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, stroke dan gagal ginjal yang selain berhubungan dengan tingkat kematian tinggi juga menghabiskan biaya terbesar dari penyakit katastropik di Indonesia.

Ia menghimbau masyarakat untuk mengukur tekanan darah secara akurat, untuk mengetahui menderita hipertensi atau tidak. “Jika menderita hipertensi, kendalikan tekanan darah melalui usaha menurunkannya dengan cara terapi perubahan gaya hidup dengan atau tanpa terapi obat.”

“Jika tidak menderita hipertensi, kendalikan tekanan darah melalui usaha pencegahan agar tekanan darah tidak naik melalui terapi perubahan gaya hidup. Pengendalian tekanan darah yang dilakukan akan berdampak hidup lebih lama karena peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), stroke dan ginjal,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, Wakil Ketua InaSH mengatakan, “Hipertensi merupakan masalah kesehatan global termasuk di Indonesia.”

Hipertensi dapat dicegah walaupun  faktor genetik dan usia sulit untuk dimodifikasi. Namun banyak faktor risiko lain yang dapat dihindari agar tidak terjadi hipertensi dengan menanamkan pola hidup sehat sejak usia dini yang dilakukan dalam keluarga dan melalui edukasi di sekolah.

“Mengurangi paparan terhadap polusi udara juga merupakan upaya pencegahan terhadap hipertensi, selain mengatasi stresor dan tidur yang cukup,” Jelas dr. Eka Harmeiwaty.

“Dengan bertambahnya usia maka risiko hipertensi meningkat. Risiko hipertensi meningkat tajam pada usia 45 tahun. Pemeriksaan tekanan darah secara regular disarankan dimulai pada usia 18 tahun, terutama yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular. Pasien diabetes berisiko mengalami hipertensi sehingga dengan demikian harus di lakukan pemeriksaan darah berkala untuk mendeteksi adanya hipertensi,” lanjutnya.

Selain pengukuran tekanan darah di fasilitas kesehatan, dapat juga dilakukan secara mandiri di rumah atau di komunitas tertentu yang dikenal dengan Home Blood Pressure Monitoring (HBPM) atau disebut dengan Pengukuran Tekanan Darah di Rumah (PTDR). Dengan melakukan pengukuran yang benar dan akurat akan didapatkan hasil yang tepat.

PTDR sangat membantu untuk mendeteksi hipertensi jas putih, yaitu peningkatan tekanan darah saat diukur di klinik atau RS namun saat dilakukan pengukuran di luar klinik didapatkan tekanan darah normal. PTDR juga dapat digunakan untuk memonitor hasil pengobatan. Selain itu dengan melakukan pengukuran mandiri membuat pasien menjadi lebih patuh dalam pengobatan,” jelasnya.

Tentang bagimana hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan organ, dr.Djoko Wibisono, SpPD-KGH, Sekretaris Jenderal InaSH, menjelaskan, “Hipertensi yang tidak dikendalikan dan ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kematian akibat kerusakan organ. Hal ini dikenal dengan istilah Hypertension-Mediated Organ Damage (HMOD).”

Dampak kerusakan organ yang disebabkan oleh hipertensi pada otak mengakibatkan stroke, pada Jantung mengakibatkan penyakit jantung koroner, infark miokard, pembesaran jantung kiri dan gagal jantung. Selain itu, hipertensi pada ginjal dapat menyebabkan Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang membutuhkan hemodialysis,  hipertensi pada mata dapat menyebabkan retinopati yang berakhir dengan kebutaan.

“Komplikasi hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan tekanan darah baik dengan perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi (obat). Tips hidup sehat dengan hipertensi antara  lain dengan menurunkan Berat badan, mengatur diet, mengurangi garam <5g/hr, banyak konsumsi sayur dan buah, menghindari lemak berlebihan, berhenti merokok, olahraga secara teratur, minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter, stop alkohol, mengendalikan stress dan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin serta periksa laboratorium untuk deteksi dini terjadinya komplikasi,” tutupnya.

KEYWORD :

World Hypertension Day InaSH Hipertensi Cegah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :