Presiden Prancis Emmanuel Macron (Foto: Reuters)
Paris, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri Prancis mengonfirmasi bahwa dua warganya saat ini ditahan di Iran, dan menuntut pembebasan keduanya.
Pemerintah tidak memberikan informasi detail terkait kedua warga itu. Namun, kepala serikat pendidikan Prancis mengungkapkan, seorang karyawan dan suaminya hilang saat berlibur di Iran.
"Pemerintah Prancis mengutuk penangkapan tak berdasar ini," demikian pernyataan pemerintah Prancis dikutip dari BBC pada Kamis (12/5).
AS akan Umumkan Paket Sanksi Baru Rusia
Sebelumnya, pada Rabu (11/5) lalu, Kementerian Intelijen Iran mengatakan dua warga negara Eropa ditangkap karena berencana menyebabkan "kekacauan, gangguan sosial dan ketidakstabilan".
Keduanya memiliki kewarganegaraan yang sama, dan menuding mereka sebagai mata-mata yang dikirim ke Iran untuk mengambil keuntungan dari aksi protes guru dan pekerja lain, tanpa memberikan bukti.
Paus Mata-mata Rusia Muncul di Swedia
Awal bulan ini, sejumlah guru turun ke jalan di lebih dari selusin kota Iran untuk menuntut upah yang adil, kondisi yang lebih baik, dan pembebasan rekan yang ditahan menjelang protes.
Sementara itu, Prancis mengatakan duta besarnya di Teheran sedang mencari akses konsuler ke warganya, dan akan tetap "sepenuhnya dimobilisasi" sampai mereka dibebaskan.
Iran Segera Luncurkan Rudal Hipersonik
Christophe Lalande, sekretaris federal serikat pendidikan FNEC FP-FO Prancis, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ada "praduga kuat" bahwa salah satu stafnya dan suaminya adalah dua orang yang ditangkap.
KEYWORD :Prancis Iran Penahanan Warga Mata-mata