Selasa, 23/04/2024 20:20 WIB

Setahun 57 Juta Ton, Limbah Elektronik Ancam Bumi

Ilmuwan mendesak seluruh pihak meningkatkan daur ulang limbah elektronik, di saat penambangan logam mulia untuk membuat gadget baru tidak berkelanjutan kian massif.

Limbah elektronik (Foto: ACS)

London, Jurnas.com - Ilmuwan mendesak seluruh pihak meningkatkan daur ulang limbah elektronik, di saat penambangan logam mulia untuk membuat gadget baru tidak berkelanjutan kian massif.

Dikutip dari BBC pada Senin (9/5), salah satu studi memperkirakan bahwa gunungan barang elektronik yang dibuang di dunia, pada tahun 2021 saja, memiliki berat 57 juta ton.

Royal Society of Chemistry (RSC) mengimbau perlu ada upaya global untuk menambang limbah itu, alih-alih terus menambang Bumi. Konflik global juga mengancam rantai pasokan logam mulia.

Kerusuhan geopolitik, termasuk perang di Ukraina, telah menyebabkan lonjakan harga bahan dalam jumlah besar seperti nikel, elemen kunci dalam baterai kendaraan listrik.

Volatilitas di pasar untuk elemen ini menyebabkan "kekacauan dalam rantai pasokan" yang memungkinkan produksi elektronik. Dikombinasikan dengan lonjakan permintaan, ini menyebabkan harga lithium meningkat hampir 500 persen antara tahun 2021 dan 2022.

"Kebiasaan konsumsi teknologi kami tetap sangat tidak berkelanjutan dan membuat kami berisiko kehabisan elemen mentah yang kami butuhkan," kata Prof Tom Welton, presiden Royal Society of Chemistry, seraya menambahkan bahwa kebiasaan itu "terus memperburuk kerusakan lingkungan".

Sementara itu, jumlah limbah elektronik yang dihasilkan tumbuh sekitar dua juta ton setiap tahun. Kurang dari 20 PERSEN dikumpulkan dan didaur ulang.

"Kami membutuhkan pemerintah untuk merombak infrastruktur daur ulang dan bisnis teknologi untuk berinvestasi dalam manufaktur yang lebih berkelanjutan," kata Prof Welton.

Penelitian baru RSC juga mengungkapkan meningkatnya permintaan dari konsumen akan teknologi yang lebih berkelanjutan. Dalam survei online terhadap 10.000 orang di 10 negara, 60 persen akan lebih mungkin beralih ke pesaing merek teknologi pilihan mereka, jika mereka tahu produk itu dibuat dengan cara yang berkelanjutan.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa orang tidak tahu bagaimana menangani limbah elektronik mereka sendiri. Banyak responden mengatakan mereka khawatir tentang dampak lingkungan dari perangkat yang tidak digunakan yang mereka miliki di rumah mereka, tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan mereka atau khawatir tentang keamanan skema daur ulang.

KEYWORD :

Limbah Elektronik Pencemaran Lingkungan Daur Ulang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :