Kamis, 18/04/2024 23:36 WIB

AS Beri Bantuan Militer Tambahan Rp 2,1 Triliun ke Ukraina

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan paket itu akan mencakup senjata dan peralatan tambahan dari inventaris departemen pertahanan, tanpa merinci lebih lanjut.

Presiden AS Joe Biden dan Tim Tanggap COVID-19-nya mengadakan panggilan rutin mereka dengan Asosiasi Gubernur Nasional untuk membahas tanggapan Pemerintahannya terhadap varian Omicron dan untuk mendengar dari para Gubernur tentang kebutuhan di Negara Bagian mereka, di South Court Auditorium di White House, di Washington, pada 27 Desember 2021. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)

JAKARTA, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) telah mengesahkan tambahan $150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dalam bantuan militer untuk Ukraina. Dengan demikian, total bantuan tersebut menjadi $3,8 miliar atau sekitara Rp 55,1 triliun sejak invasi Rusia ke negara itu dimulai.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan paket itu akan mencakup senjata dan peralatan tambahan dari inventaris departemen pertahanan, tanpa merinci lebih lanjut.

"Kami akan terus memberikan Ukraina senjata yang digunakan pasukannya secara efektif untuk membela negara mereka dan kebebasan warga negara mereka," kata Blinken, menambahkan bahwa bantuan militer datang bersamaan dengan upaya lain Washington mendukung Kyiv dan menekan Moskow.

Upaya tersebut termasuk dukungan untuk mendokumentasikan “kekejaman” yang dilakukan oleh pasukan Rusia dalam invasi mereka yang berkelanjutan, kata diplomat tinggi AS, serta pembatasan ekonomi Rusia.

"Secara keseluruhan, upaya ini akan membantu memperkuat posisi Ukraina di meja perundingan sambil terus mengisolasi Rusia dari dunia hingga mengakhiri perang pilihan yang tidak masuk akal di Ukraina," kata Blinken.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy telah mendesak sekutu Barat negara itu untuk mengirim persenjataan berat tambahan untuk membantu Kyiv mencegah serangan Rusia di wilayah Donbas timur.

Namun, paket senjata AS terbaru tidak ada artinya jika dibandingkan dengan ukuran yang sebelumnya disahkan oleh pemerintahan Biden.

Bulan lalu, Washington menyetujui dua paket bantuan militer senilai $800 juta atau Rp 11,6 triliun untuk Ukraina, yang mencakup sistem artileri howitzer dan amunisi terkait, serta kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone bersenjata.

Sebelumnya pada hari Jumat, Presiden AS, Joe Biden mengatakan paket bantuan keamanan baru akan mencakup "amunisi artileri tambahan, radar, dan peralatan lainnya".

"Dukungan AS, bersama dengan kontribusi Sekutu dan mitra kami, sangat penting dalam membantu Ukraina memenangkan pertempuran di Kyiv dan menghalangi tujuan perang Putin di Ukraina," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pekan lalu, Biden mendesak Kongres AS untuk menyetujui bantuan tambahan sebesar $33 miliar atau sekitar Rp 478,5 triliun untuk Ukraina.

Kongres, yang memiliki wewenang untuk mengalokasikan uang untuk cabang eksekutif, telah menyetujui bantuan sebesar $13,6 miliar  atau sekitar Rp 197,2 triliun kepada Kyiv karena sejauh ini anggota parlemen AS hampir dengan suara bulat mendukung bantuan untuk Ukraina.

Tetapi pemerintahan Biden mengatakan sudah menggunakan banyak dana.

"Pada dasarnya, kami kehabisan uang," kata Biden pada 28 April.

"Dan itulah mengapa hari ini, untuk mempertahankan Ukraina karena terus berjuang, saya mengirimkan permintaan anggaran tambahan kepada Kongres. Ini akan membuat senjata dan amunisi mengalir tanpa gangguan kepada para pejuang Ukraina yang berani dan terus memberikan bantuan ekonomi dan kemanusiaan kepada rakyat Ukraina," sambungnya.

Presiden AS mengulangi seruan itu dalam pernyataannya pada hari Jumat, mengatakan "Kongres harus segera menyediakan dana yang diminta untuk memperkuat Ukraina di medan perang dan di meja perundingan".

Sumber: Aljazeera

KEYWORD :

Bantuan Militer Amerika Serikat Joe Biden Invasi Rusia ke Ukraina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :