Jum'at, 26/04/2024 03:22 WIB

Ini Alasan AS Mulai Batasi Penggunaan Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson

Kasus trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS), yang melibatkan pembekuan darah disertai dengan tingkat trombosit yang rendah, sebelumnya telah dilaporkan pada penerima vaksin J&J.

Botol berlogo Johnson & Johnson yang ditampilkan dalam ilustrasi ini yang diambil 31 Oktober 2020. REUTERS/Dado Ruvic

JAKARTA, Jurnas.com - Regulator kesehatan Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya membatasi penggunaan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson (J&J) untuk orang dewasa karena risiko sindrom pembekuan darah yang langka.

Food and Drug Administration (FDA) mengatakan, vaksin J&J, yang mendapat izin AS pada Februari 2021 untuk orang dewasa, dapat diberikan dalam kasus di mana vaksin COVID-19 yang disahkan atau disetujui tidak dapat diakses atau jika seseorang kurang tertarik menggunakan dua merek lainnya.

J&J adalah salah satu dari tiga vaksin yang digunakan di Negeri Paman Sam. Dua lainnya berasal dari Moderna dan Pfizer.

Penggunaan vaksin J&J menurun di negara-negara berpenghasilan tinggi karena laporan pembekuan darah yang langka dan berpotensi mematikan, masalah produksi, termasuk campuran bahan yang tidak disengaja oleh produsen kontrak dan kekhawatiran tentang kemanjurannya.

Produsen obat itu bulan lalu membatalkan perkiraannya untuk penjualan vaksin COVID-19, dengan alasan melimpahnya pasokan.

J&J tidak menanggapi permintaan komentar setelah pernyataan FDA.

Kasus trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS), yang melibatkan pembekuan darah disertai dengan tingkat trombosit yang rendah, sebelumnya telah dilaporkan pada penerima vaksin J&J.

FDA pada bulan Januari mengubah lembar fakta untuk vaksin J&J untuk memasukkan risiko trombositopenia imun, beberapa bulan setelah regulator obat Uni Eropa mengambil tindakan serupa.

FDA pada Kamis mengatakan risiko TTS dijamin membatasi penggunaan suntikan dosis tunggal setelah melakukan penyelidikan kasus yang dilaporkan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS pada bulan Desember telah merekomendasikan agar orang Amerika memilih untuk menerima suntikan mRNA dari Pfizer dan Moderna daripada vaksin J&J karena kasus pembekuan darah yang jarang terjadi.

Sekitar 18,7 juta orang Amerika telah menerima suntikan J&J COVID-19 dibandingkan dengan 217,5 juta orang yang menerima vaksin Moderna dan 340,6 juta orang yang menerima suntikan Pfizer, menurut CDC.

KEYWORD :

Food and Drug Administration Johnson & Johnson Vaksin COVID-19 Pembekuan Darah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :