Kamis, 25/04/2024 03:11 WIB

KADIN Apresiasi Pemerintah Jaga Iklim Investasi Nasional

Ditengah gencarnya investasi yang masuk ke Indonesia, diperlukan kolaborasi antara penanaman modal asing (PMA) yang masuk dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sehingga pertumbuhan ekonomi bisa lebih terjaga.

Wakil Ketua Umum Koordinator Kadin Indonesia bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi dan juga Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi. Foto: alfi/jurnas.com

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis target investasi tahun 2022 sebesar Rp1.200 triliun tercapai meskipun persoalan Covid-19 belum usai sepenuhnya serta di tengah perang Rusia-Ukraina yang terus berkecamuk.

Atas optimistis tersebut, pelaku usaha melalui KADIN Indonesia mengapresiasi berbagai upaya dan konsistensi yang telah dilakukan pemerintah dan BKPM lantaran iklim investasi, birokrasi investasi semakin membaik, bertambah lebih mudah.

“Pertama, kita patut apresiasi apa yang telah dilakukan teman-teman di BKPM ini, sebab yang kita rasakan (investasi) sudah semakin membaik dan indikator pertumbuhan investasi sepanjang triwulan I/2022 ini juga sudah kelihatan,” ujar Wakil Ketua Umum Koordinator Kadin Indonesia bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi, Yukki Nugrahawan Hanafi, dalam diskusi bertajuk ‘Potret Realisasi Investasi Triwulan I/2022‘, Kamis (28/4/) yang keterangan tertulisnya diterima jurnas.com di Jakarta, Jumat (29/4/2022).

Kedua, kata dia, meskipun Covid belum selesai seluruhnya tetapi targe-target investasi pada tahun 2021 lalu tercapai.

“Kita melihat pertumbuhan ekonomi itu ditopang dua hal yakni perdagangan dan investasi termasuk didalamnya ada juga daya beli masyarakat dan lain-lain. Saat ini kondisi kepercyaaan dunia usaha didalam maupun luar negeri terhadap kepastian berusaha di Indonesia saat ini luar biasa. Dan untuk itu perlu didorong ada kolaborasi,” ucapnya.

Yukki mengatakan, ditengah gencarnya investasi yang masuk ke Indonesia, diperlukan kolaborasi antara penanaman modal asing (PMA) yang masuk dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sehingga pertumbuhan ekonomi bisa lebih terjaga.

“Terhadap upaya kolaboratif itu, kami (Kadin) juga ikut mengawasi supaya temen-temen pelaku usaha di daerah juga bisa menikmati kue investasi asing yang masuk tersebut,” papar Yukki yang juga merupakan Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI).

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia masih optimis target investasi tahun 2022 sebesar Rp1.200 triliun akan bisa tercapai di tengah perang Rusia-Ukraina yang terus berkecamuk.

“Dalam pandangan kami, terkait sektor investasi, di luar sektor keuangan dan hulu migas, untuk tahun ini kami masih tetap optimis untuk mencapai target Rp1.200 triliun karena Rusia dan Ukraina bukan negara tujuan investasi di Indonesia yang masuk 10 besar,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (25/4).

Kendati demikian, Bahlil mengakui perang antara Rusia dan Ukraina memberi dampak besar dari sisi inflasi dan perdagangan terlebih karena ketergantungan Indonesia pada beberapa bahan pokok tertentu.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu mengungkapkan Rusia adalah pengekspor minyak terbesar dunia. Sementara itu, Indonesia juga masih bergantung pada impor gandum dari Ukraina.

Kedua negara yang tengah berkonflik itu juga merupakan pemasok bahan baku pupuk Indonesia.

“Kalau harga pupuk melonjak karena bahan bakunya naik, itu akan berdampak pada harga pokok produksi petani. Ujung-ujungnya harga komoditas yang dihasilkan petani akan naik. Maka terjadi inflasi. Inilah yang harus kita sama-sama pikirkan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Bahlil, sangat wajar jika Presiden Jokowi senantiasa mendorong investasi di sektor makanan.

“Kenapa? Karena negara yang akan memenangkan daya tahan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia adalah yang punya kekuatan di oil and gas (migas) dan pangan,” ucapnya.

KEYWORD :

KADIN investasi BKPM ALFI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :