Sabtu, 20/04/2024 10:30 WIB

Ketimbang Impor, Legislator PKB Dorong Pemerintah Maksimalkan Produksi Pangan

Soal impor kita tidak setuju dan sejauh kita mampu mengapa tidak memaksimalkan komoditas yang ada.

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB, Anggia Ermarini. (Foto: Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Komisi IV DPR RI tidak setuju dengan importasi beberapa komoditas pangan yang akan dilakukan pemerintah. Sebaiknya, pemerintah bisa memaksimalkan komoditas pangan yang ada.

Hal itu sebagaimana diutarakan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Ermarini usai menjadi pembicara diskusi Dialektika Demokrasi di Media Center DPR, Gedung DPR RI, Senayan, Kamis (14/4).

"Soal impor kita tidak setuju dan sejauh kita mampu mengapa tidak memaksimalkan komoditas yang ada," katanya.

Terkait kebutuhan pangan nasional jelang lebaran, hal yang menjadi catatan Komisi IV sebenarnya lebih mengenai data yang ada. Untuk kebutuhan komoditas daging misalnya, Anggia mengatakan masih memberikan pemakluman karena antara pasokan dan kebutuhan tidak seimbang.

"Komoditas seperti daging itu bisa saja diimpor tapi tidak semua komoditas pangan itu di diimpor. Contoh seperti beras saja sudah lama kita tidak impor, bawang merah juga komoditas kita bagus, gula juga seharusnya tidak usah dan tinggal petani tebu dimaksimalkan," terangnya.

Politikus PKB ini  menyatakan, dalam suatu kesempatan satu daerah dengan daerah lainnya kerap terjadi ketidakseimbangan pasokan. Satu daerah komoditas pangan melimpah, sementara daerah lainnya justru mengalami kelangkaan. Kejadian seperti itu semestinya bisa diantisipasi jika pendataannya berjalan baik.

"Kebijakan impor juga jangan hanya berdasarkan pada bisnis saja, tapi harus melihat kondisi. Peta produksi pangan juga harus produktif di setiap daerah," jelas Anggia.

Ketua Umum Fatayat NU itu menambahkan, Komisi IV DPR RI baru-baru ini melakukan pemantauan dan monitoring di sejumlah daerah di Indonesia. Monitoring dilakukan dalam beberapa kelompok dan menjangkau daerah-daerah yang menjadi titik kerawanan antara pasokan dan kebutuhan.

"Saat monitoring kemarin di Sumatera Selatan dan temuan Komisi IV DPR terkait kenaikan harga itu relatif stabil, tapi yang menjadi sorotan itu adalah minyak curah yang kosong," ucapnya.

Ditambahkan, minyak goreng curah mengalami kelangkaan sementara minyak kemasan justru banyak ditemukan. Hanya saja, minta goreng kemasan ini tidak sejernih minyak kemasan pada umumnya

"Minyak goreng kemasan tidak sejernih biasanya, maka dari itu ini yang selalu saya soroti dan ini perlu diantisipasi oleh pihak terkait," jelas Anggia.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi IV impor pangan PKB Anggia Ermarini




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :