Selasa, 23/04/2024 16:49 WIB

Negara Miskin Hadapi Krisis Pangan, Energi, dan Keuangan Akibat Perang Ukraina

Negara miskin menghadapi krisis pangan, energi, dan keuangan secara simultan akibat gangguan pasokan yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Pada hari Jumat, ia mengumumkan UEA akan menjadi tuan rumah pertemuan persiapan menjelang KTT Iklim PBB

New York, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, megara-negara miskin menghadapi krisis pangan, energi, dan keuangan secara simultan akibat gangguan pasokan yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Rusia adalah pengekspor gabungan minyak dan gas terbesar dunia, dan Rusia dan Ukraina adalah produsen utama biji-bijian, bersama-sama menyumbang sekitar sepertiga dari ekspor global. Harga komoditas dunia telah mencapai rekor, merugikan negara-negara yang bergantung pada impor.

"Perang itu membebani krisis tiga dimensi - pangan, energi, dan keuangan - yang menghantam beberapa orang, negara, dan ekonomi paling rentan di dunia," kata Guterres kepada wartawan, merilis laporan oleh gugus tugas krisis yang ia bentuk tak lama setelah Rusia invasi dimulai pada 24 Februari.

"Kita sekarang menghadapi badai sempurna yang mengancam akan menghancurkan ekonomi banyak negara berkembang," kata Guterres.

Guterres meyebutkan, hingga 1,7 miliar orang - sepertiga sudah hidup dalam kemiskinan - telah dibiarkan "sangat terpapar" pada gangguan makanan, energi dan keuangan, yang memicu peningkatan kemiskinan dan kelaparan.

"Orang-orang yang paling rentan di seluruh dunia tidak dapat menjadi korban kerusakan dalam bencana lain yang tidak mereka tanggung," kata Guterres.

Ia mengatakan 36 negara mengandalkan Rusia dan Ukraina untuk lebih dari setengah impor gandum mereka, termasuk beberapa yang termiskin dan paling rentan di dunia.

Guterres mengatakan, laporan tersebut merekomendasikan untuk memastikan aliran makanan dan energi yang stabil melalui pasar terbuka, dan reformasi sistem keuangan internasional.

Negara-negara dapat menggunakan krisis untuk bekerja menuju penghapusan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya secara bertahap dan mempercepat penyebaran energi terbarukan.

"Yang terpenting, perang ini harus diakhiri," kata Guterres.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Invasi Rusia ke Ukraina Antonio Guterres Sekjen PBB k




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :