Sabtu, 20/04/2024 16:06 WIB

Rusia Pilih Mundur dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Gennady Kuzmin menggambarkan langkah itu tidak sah dan bermotivasi politik.

Sergiy Kyslytsya, Wakil Tetap Ukraina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan sambutan selama sesi khusus darurat Majelis Umum PBB tentang invasi Rusia ke Ukraina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 7 April 2022. (Foto: : REUTERS/Andrew Kelly)

Jenewa, Jurnas.com - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB atas laporan pelanggaran berat dan sistematis dan pelanggaran hak asasi manusia di Ukraina. Putusan tersebut mendorong Moskow mengumumkan keluar dari badan tersebut.

Dikutip dari Reuters, dorongan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) mengumpulkan 93 suara mendukung, sementara 24 negara memilih tidak dan 58 negara abstain. Dua pertiga mayoritas anggota pemungutan suara di Majelis Umum beranggotakan 193 orang di New York  diperlukan untuk menangguhkan Rusia dari 47 anggota Dewan Hak Asasi Manusia yang berbasis di Jenewa.

Berbicara setelah pemungutan suara, wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Gennady Kuzmin menggambarkan langkah itu tidak sah dan bermotivasi politik dan kemudian mengumumkan, Rusia telah memutuskan untuk keluar dari Dewan Hak Asasi Manusia sama sekali.

Sipak Rusia ini pun mendapat respons dari Ukraina. "Anda tidak mengajukan pengunduran diri setelah Anda dipecat," kata Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya kepada wartawan.

Rusia berada di tahun kedua dari masa jabatan tiga tahun. Di bawah resolusi padaKamis, Majelis Umum bisa saja kemudian setuju untuk mengakhiri penangguhan tersebut. Tapi itu tidak bisa terjadi sekarang Rusia telah keluar dari dewan, seperti yang dilakukan AS pada 2018 atas apa yang disebutnya bias kronis terhadap Israel dan kurangnya reformasi.

Tahun lalu, ASterpilih kembali menjadi anggota dewan. Suspensi jarang terjadi. Libya ditangguhkan pada 2011 karena kekerasan terhadap pengunjuk rasa oleh pasukan yang setia kepada pemimpin saat itu Muammar Gaddafi.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan PBB mengirim pesan yang jelas bahwa penderitaan para korban dan penyintas tidak akan diabaikan.

"Kami memastikan pelanggar hak asasi manusia yang gigih dan kejam tidak akan diizinkan untuk menduduki posisi kepemimpinan hak asasi manusia di PBB," katanya dalam sambutan yang akan disampaikan ke Majelis Umum pada hari Kamis.

Dewan Hak Asasi Manusia tidak dapat membuat keputusan yang mengikat secara hukum. Keputusannya mengirimkan pesan politik yang penting, bagaimanapun, dan dapat mengizinkan penyelidikan. Bulan lalu dewan tersebut membuka penyelidikan atas tuduhan pelanggaran hak, termasuk kemungkinan kejahatan perang, di Ukraina.

Resolusi pada Kamis adalah yang ketiga diadopsi oleh Majelis Umum beranggotakan 193 orang sejak Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina pada 24 Februari. Dua resolusi Majelis Umum sebelumnya yang mencela Rusia diadopsi dengan 141 dan 140 suara mendukung.

Setelah abstain pada dua suara Majelis Umum sebelumnya, mitra Rusia, China menentang resolusi tersebut.

"Langkah tergesa-gesa di Majelis Umum, yang memaksa negara-negara untuk memilih pihak, akan memperburuk perpecahan di antara negara-negara anggota dan mengintensifkan konfrontasi antara pihak-pihak terkait. Ini seperti menambahkan bahan bakar ke dalam api," kata Duta Besar China untuk PBB ,Zhang Jun mengatakan sebelum pemungutan suara.

Teks Majelis Umum pada Kamis mengungkapkan keprihatinan besar pada hak asasi manusia yang sedang berlangsung dan krisis kemanusiaan di Ukraina, terutama pada laporan pelanggaran hak oleh Rusia.

Rusia mengatakan sedang melakukan "operasi militer khusus" yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer Ukraina dan menyangkal menyerang warga sipil. Ukraina dan sekutunya mengatakan Moskow menyerbu tanpa provokasi.

Rusia telah memperingatkan negara-negara bahwa suara ya atau abstain akan dipandang sebagai "isyarat tidak bersahabat" dengan konsekuensi untuk hubungan bilateral, menurut catatan yang dilihat oleh Reuters.

KEYWORD :

Dewan Hak Asasi Manusia PBB Amerika Serikat Invasi Rusia ke Ukraina China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :