Kamis, 18/04/2024 16:49 WIB

Senator Sultan: AS Tak Hormati Indonesia Jika Absen di KTT G20

Sebagai tuan rumah yang baik, Indonesia berkewajiban untuk mengundang dan kemudian memuliakan semua tamunya pada forum G20, tanpa terkecuali. Bahwa sedang terdapat resistensi politik beberapa negara terhadap Rusia dan mengancam untuk absen dalam forum G20, itu tentu bisa dimaknai sebagai sikap yang tidak menghormati Indonesia sebagai Presidensi G20.

Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin. (Foto: Humas DPD RI For Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin mendorong Pemerintah Indonesia agar tidak terpengaruh dengan tekanan Amerika Serikat dan sekutunya yang meminta untuk tidak mengundang Rusia dalam pergelaran KTT G20 di Bali pada Oktober mendatang.

Hal ini disampaikan Sultan dalam rangka memberikan dukungan kepada pemerintah sebagai penyelenggara Presidensi G20 2022.

Senator Sultan juga mendukung agar pemerintah memastikan tidak menunda pelaksanaan G20.

"Sebagai tuan rumah yang baik, Indonesia berkewajiban untuk mengundang dan kemudian memuliakan semua tamunya pada forum G20, tanpa terkecuali. Bahwa sedang terdapat resistensi politik beberapa negara terhadap Rusia dan mengancam untuk absen dalam forum G20, itu tentu bisa dimaknai sebagai sikap yang tidak menghormati Indonesia sebagai Presidensi G20," ujar dia melalui keterangan resminya, Kamis (7/4).

Menurutnya, me-manage konflik kepentingan antarnegara-negara yang saat ini tengah berkonfrontasi akan menjadi ujian diplomasi yang sangat menentukan bagi Indonesia. Kesuksesan G20 kali ini bisa menjadi akhir dari serangkaian konflik politik dan perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina beserta NATO.

"Posisi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif sangat penting dalam meyakinkan kekuatan politik dunia untuk mendorong keterlibatan dunia serta mengurangi ketegangan dan de-eskalasi situasi geopolitik saat ini," ucap mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.

Selanjutnya, Sultan menegaskan, menghentikan semua aktivitas militer dan mengedepankan upaya diplomasi merupakan dukungan paling penting bagi proses pemulihan ekonomi global yang menjadi agenda utama G20. Untuk mewujudkan tema besar "Recover Together, Recover Stronger" disyaratkan adanya kebesaran jiwa semua pemimpin negara-negara G20.

"Sangat penting untuk ditegaskan bahwa Indonesia dan G20 sampai kapan pun tidak terkait dengan konflik dan kepentingan politik mana pun. Menolak hadir dalam forum G20 adalah sentimen negatif yang dapat membubarkan forum yang strategis ini," tutupnya.

Diketahui, Menteri Keuangan AS Janet Yellen bersikeras bahwa Rusia harus dikeluarkan dari forum Kelompok 20 ekonomi utama. Amerika Serikat pun mengaku akan memboikot sejumlah pertemuan G20 jika pejabat Rusia muncul.

 

KEYWORD :

Warta DPD Sultan B Najamudin KTT G20 Amerika Serikat Rusia Bali




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :