Jum'at, 19/04/2024 20:48 WIB

Pedagang Pasar Kramat Jati Curhat Ke Rizal Ramli Soal Kenaikan Harga Pangan

Minyak goreng sekarang susah, yang curah juga susah. Kalau ada di atas 50 ribu dua liter. Enggak bisa, bapak enggak naik gaji.

Tokoh nasional sekaligus ekonom senior, Rizal Ramli saat meninjau Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. (Foto: Dok. Pribadi For Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Meski tidak berada di dalam lingkaran kekuasaan, ekonom senior Rizal Ramli tetap aktif memantau perekonomian masyarakat secara langsung. Salah satunya dilakukan dengan menyambangi pasar guna melihat secara nyata daya beli masyarakat.   

Dalam kesempatan kali ini, mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu, menanyakan langsung terkait harga bahan pokok menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2022 kepada para pedagang di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Alhasil, harga bahan pangan seperti minyak goreng, daging, dan tepung melonjak tinggi.

Rizal Ramli lantas dicurhati oleh pedagang terkait tingginya harga-harga pangan, terutama soal minyak goreng.

"Minyak goreng sekarang susah, yang curah juga susah. Kalau ada di atas 50 ribu dua liter. Enggak bisa, bapak enggak naik gaji," keluh Yanti, pedagang yang menemui Rizal Ramli.

Kelangkaan minyak goreng juga dikeluhkan pedagang lainnya bernama Yana. Selain minyak goreng, dirinya juga mengeluhkan naiknya harga gula.

“Minyak sekarang yang dicari minyak curah, saya enggak jualan. Gula juga naik jadi Rp 15 ribu,” ungkap Yana.

Di tempat terpisah, pedagang daging bernama Aan dan Husein juga  mengeluhkan sepinya pembeli perorangan. Saat ini pelanggan mereka kebanyakan adalah pedagang warteg dan nasi Padang.

Aan mengaku kesulitan mematok harga buat para pedagang. Harga pasaran untuk 1 kilogram daging saat ini adalah Rp 140.000, jika harga tersebut diberikan untuk mereka yang akan berjualan, tentu akan menyulitkan dan membuat biaya makan turut naik.

"Kalau bisa harga-harga bisa diturunin, jangan naik terus, kasihan rakyat," imbuh Husein.

Menko Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) era pemerintahan Abdurrahman Wahid ini mengatakan, pemerintah memiliki pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan guna menjaga kestabilan harga pangan menjelang Idulfitri.

Menurut salah satu pendiri lembaga think thank Econit itu, kondisi tersebut tidak dapat diatasi dengan menjaga ketersediaan semata, melainkan harus diikuti dengan kestabilan harga.

"Kalau kebutuhan pokok pemerintah harus terlibat untuk menjaga kestabilan harga terutama menjelang lebaran. Sebab, lebaran kan momen yang sudah bisa diduga, 4 bulan sebelumnya kan sudah tahu permintaan pasti naik?" tutur Rizal Ramli.

Berdasarkan pantauan di Pasar Kramat Jati, mayoritas komoditas pangan utama masih dijual dengan harga yang begitu tinggi menjelang Ramadan.

Harga minyak goreng kemasan ukuran 1 liter dibanderol dengan harga Rp24.000 liter, sedangkan untuk yang ukuran 2 liter berada di kisaran harga Rp46.000 - Rp49.000.

Sementara itu, minyak goreng curah dengan harga lebih murah, yakni Rp14.000 per liter tidak terlihat di sejumlah pedagang sembako di Pasar Kramat Jati.

Selain itu, harga telur ayam ras juga mengalami kenaikan dari Rp23.000 menjadi Rp25.000 dalam kurun sebulan terakhir.

Selanjutnya, gula pasir juga mengalami mengalami kenaikan dari Rp13.000 menjadi Rp14.000, dan tepung terigu kemasan dari Rp10.000 menjadi berkisar Rp11.000 - Rp12.500.

Kenaikan signifikan dialami oleh komoditas daging sapi, baik lokal maupun impor. Untuk daging sapi lokal, lonjakan harga terjadi dari Rp85.000 menjadi Rp140.000.

Sementara untuk daging sapi impor, lonjakan harga bervariasi untuk masing-masing bagian potongan atau cow beef cuts.

Sebagai contoh, potongan daging impor bagian paru saat ini dibanderol Rp60.000. Harga komoditas pangan tersebut naik 100 persen menjelang Ramadan.

Kemudian, untuk potongan daging bagian kepala mengalami kenaikan dari Rp38.000 menjadi Rp80.000. Lonjakan tersebut disinyalir menyebabkan terjadinya penurunan jumlah pembeli. "Hari ini saja belum ada yang beli," tutur Husein.

Konsumen daging, sambung Husein, ikut tergerus karena lonjakan harga. Saat ini, mayoritas pembeli daging sapi merupakan pedagang makanan, sedangkan dari konsumen rumah tangga nyaris tidak ada pembeli.

Meski harga pangan meroket, komoditas pangan dengan nilai yang terpantau masih stabil tetap masih ada, yakni, beras. Untuk beras kualitas medium saat ini dibanderol di kisaran Rp8.000 - Rp8.500 per liter, sedangkan premium Rp12.000 per liter.

KEYWORD :

Rizal Ramli ekonom senior Pasar Kramat Jati daging kenaikan harga pangan minyak goreng




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :