Sabtu, 20/04/2024 21:38 WIB

Bank Dunia Bekukan Proyek Bernilai Rp8,4 Triliun di Afghanistan

Bank Dunia menangguhkan empat proyek besar di Afghanistan yang bernilai US$600 juta (Rp8,4 triliun), setelah Taliban melarang anak perempuan kembali ke sekolah menengah.

The World Bank (Bank Dunia)

New York, Jurnas.com - Bank Dunia menangguhkan empat proyek besar di Afghanistan yang bernilai US$600 juta (Rp8,4 triliun), setelah Taliban melarang anak perempuan kembali ke sekolah menengah.

Menurut laporan BBC pada Rabu (30/3), tujuan proyek termasuk meningkatkan pendidikan, kesehatan dan pertanian.

"Proyek itu juga berfokus untuk memastikan bahwa anak perempuan dan perempuan berpartisipasi dan mendapat manfaat," kata Bank Dunia sebelumnya.

Pekan lalu, Taliban membatalkan keputusan untuk mengizinkan sekolah dibuka setelah berbulan-bulan pembatasan.

Taliban mengatakan sekolah hanya akan dibuka kembali setelah keputusan tentang seragam untuk siswa perempuan telah dibuat sesuai dengan "hukum Syariah dan tradisi Afghanistan".

Langkah itu menuai kecaman internasional. Pada Sabtu pekan lalu, pengunjuk rasa berkumpul di dekat Kementerian Pendidikan di Kabul, menuntut agar sekolah dibuka kembali.

Proyek-proyek Bank Dunia ditargetkan untuk memberi perempuan dan anak perempuan akses sebanyak-banyaknya ke layanan di Afghanistan, seperti halnya laki-laki.

Mereka dibiayai oleh Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan (ARTF), yang dibekukan tahun lalu setelah Taliban menguasai negara itu.

Pada awal bulan ini, dewan eksekutif Bank Dunia menyetujui rencana untuk menggunakan lebih dari US$1 miliar dari dana tersebut untuk mendukung "kebutuhan mendesak" termasuk di bidang pendidikan, pertanian dan kesehatan.

Di bawah rencana itu, uang tidak akan diserahkan kepada otoritas Taliban, dan sebaliknya akan didistribusikan melalui badan-badan PBB dan kelompok-kelompok bantuan.

"Sebagai langkah pertama, para donor ARTF akan memutuskan empat proyek sekitar $600 juta untuk mendukung kebutuhan mendesak di sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian, serta mata pencaharian masyarakat," kata bank itu dalam sebuah pernyataan pada 1 Maret.

"US$600 juta ini akan dilengkapi dengan alokasi tambahan dari ARTF selama 2022 jika kondisinya memungkinkan," tambahnya.

"Pendekatan bertahap ini dirancang untuk menjadi fleksibel dan adaptif, mengakui bahwa situasi di lapangan tetap cair."

Pada Jumat pekan lalu, sebuah pernyataan bersama oleh para pejabat dari 10 negara, termasuk AS dan Inggris, menilai tindakan Taliban "sangat mengganggu".

Departemen Luar Negeri AS juga telah membatalkan pertemuan dengan Taliban, yang dijadwalkan berlangsung di Qatar.

KEYWORD :

Taliban Afghanistan Bank Dunia Proyek Pendidikan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :