Kamis, 25/04/2024 17:42 WIB

Tekan Stunting di NTT, Tanoto Foundation Latih TPK

Tanoto Foundation berkomitmen mendukung pemerintah dalam upaya percepatan penurunan angka stunting. Sejak 2021, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Tanoto Foundation aktif mengembangkan program percepatan penurunan stunting berbasis keluarga.

Tanoto Foundation bersama BKKBN melatih Tim Pendamping Keluarga (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Tanoto Foundation berkomitmen mendukung pemerintah dalam upaya percepatan penurunan angka stunting. Sejak 2021, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Tanoto Foundation aktif mengembangkan program percepatan penurunan stunting berbasis keluarga.

Selain serangkaian webinar di tingkat nasional, juga dilakukan dalam penyusunan modul pencegahan stunting untuk kelas Bina Keluarga Balita, dan pada tahun ini ditambahkan dengan peningkatan kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.

Pada 24-26 Maret 2022, Tanoto Foundation dan BKKBN melaksanakan Pelatihan Konseling Pemberian Makanan Tambahan Bayi dan Anak (PMBA) kepada 15 orang bidan anggota TPK Kabupaten Timor Tengah Selatan dari Kecamatan Mollo Utara, Mollo Selatan dan Kota Soe.

Selanjutnya, para bidan yang telah menyelesaikan pelatihan terakreditasi Kementerian Kesehatan ini akan mensosialisasikan pengetahuan tersebut kepada 30 anggota TPK non tenaga kesehatan di kelompoknya. Manfaat pelatihan ini akan membantu 45 orang anggota TPK yang bertugas mendampingi keluarga beresiko stunting di wilayahnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Nusa Tenggara Timur (NTT), Marianus Mau Kuru menyampaikan, NTT memiliki 15 kabupaten dengan prevalensi stunting yang masih di atas 30 persen, salah satunya adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan.

"Pelatihan Konseling PMBA kepada 15 bidan anggota TPK yang dilakukan dengan dukungan Tanoto Foundation ini dapat menjadi model peningkatan kapasitas TPK yang mendorong mekanisme pengimbasan pengetahuan di masing-masing tim," ujar Marianus dalam keterangannya pada Jumat (25/3) kemarin.

Sementara itu, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry menerangkan bahwa TPK yang bertugas mendampingi keluarga beresiko stunting merupakan upaya kunci percepatan penurunan stunting namun perlu didukung dengan peningkatan kapasitas dan monitoring yang baik.

"Tanoto Foundation berkomitmen mendukung pemerintah Indonesia dalam percepatan penurunan stunting, salah satunya dengan membentuk sumber daya yang andal dalam mendampingi masyarakat, khususnya keluarga beresiko stunting. Untuk itu, pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh TPK," terang dia.

Bertepatan dengan diadakannya pelatihan PMBA, pada Rabu (23/3), Presiden Joko Widodo berkunjung ke NTT dan melakukan peninjauan langsung upaya percepatan penurunan stunting, salah satunya adalah ke Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.

Kunjungan dilakukan untuk melihat secara langsung dan mendapatkan gambaran secara komprehensif tentang penanganan stunting di provinsi NTT, termasuk kebijakan yang dilakukan, anggaran dalam APBN dan APBD untuk penanganan stunting, dan kendala serta tantangan yang dihadapi Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan dalam penanganan stunting di NTT.

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Kabupaten Timor Tengah Selatan masuk dalam sepuluh daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi dengan angka 48,3 persen.

Dari 22 kabupaten/kota yang ada di NTT, 21 di antaranya masih mempunyai angka prevalensi stunting di atas angka rata-rata nasional. Hasil pelatihan TPK di Kabupaten Timor Tengah Selatan ini bisa dengan cepat diterapkan juga oleh kabupaten/kota di NTT lainnya, sehingga bisa mempercepat penurunan angka stunting di NTT dan di Indonesia secara umum.

KEYWORD :

Stunting Tanoto Foundation Tim Pendamping Keluarga TPK BKKBN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :