Jum'at, 26/04/2024 06:52 WIB

PKB Minta Para Menteri Fokus Bekerja, Tak Perlu Risau Isu Reshuffle

Kampanye politik jadi capres-capres.

Jazilul Fawaid alias Gus Jazil

Jakarta, Jurnas.com – Isu perombakan (reshuffle) kabinet kembali menjadi perbincangan di ruang publik. Masyarakat sering mengaitkan isu reshuffle dengan momentum Rabu Pon seperti kebiasaan yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya.

Namun, Rabu Pon (23/3/2022) telah lewat dan hingga hari ini, belum ada tanda-tanda Presiden akan melakukan reshuffle kabinetnya.  

Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid memaklumi jika masyarakat membicarakan isu reshuffle. Sebab, sudah cukup lama Presiden Jokowi tidak melakukan reshuffle.  

Kendati begitu, Gus Jazil–sapaan akrab Jazilul Fawaid–menegaskan bahwa reshuffle menjadi hak prerogatif Presiden sehingga tidak ada kewajiban untuk menyampaikan bocorannya kapan reshuffle akan dilakukan dan siapa menteri yang ada diganti atau digeser.

”Urusan menteri bukan urusan masyarakat umum, tapi urusan performa para pembantu Presiden. Sepanjang Pak Presiden memandang bahwa performa kabinet ini bagus, ya tidak perlu ada reshuffle, meskipun sudah lama belum ada pergantian,” ujarnya, Kamis (24/3/2022).  

PKB, kata Gus Jazil, menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden dan berharap masyarakat juga bersabar seandainya Presiden tidak mengambil keputusan reshuffle.  

Gus Jazil berharap seluruh menteri untuk fokus bekerja dan tidak terganggu dengan isu reshuffle yang santer dibicarakan publik.

”Para menteri tidak perlu risau dengan isu reshuffle. Kita berharap para menteri yang ada bekerja concern sesuai tugasnya. Abaikan isu-isu itu sebelum Pak Presiden akan melakukan reshuffle,” tutur Gus Jazil yang juga Wakil Ketua MPR RI ini.

Gus Jazil juga ”menyentil” sejumlah menteri yang memanfaatkan posisinya untuk melakukan kampanye-kampanye politik menuju Pilpres 2024.

Agar para menteri fokus, Gus Jazil meminta agar jangan gunakan posisi menteri untuk kampanye politik dalam konteks untuk menjadi capres-capres.

"Itu kan ada. Itu bagian dari koreksi untuk meningkatkan kinerjanya. Bahwa setiap orang punya hak untuk menjadi presiden, tapi ketika dia dalam posisi menteri, pembantu Presiden maka fokuslah pada tugas itu. Mudahan-mudahan Pak Presiden juga itu tahu itu,” urainya.  

Dikatakan Gus Jazil, Presiden memiliki ukuran untuk melihat apakah betul para menterinya bisa fokus bekerja pada bidangnya atau ada agenda terselubung (hidden agenda) yang kemudian membuat kinerja sejumlah menteri berkurang atau kurang fokus.

”Itu bisa dilihat, para pengamat bisa melihat, rakyat pun bisa melihat,” katanya. 

Secara khusus, Gus Jazil meminta para menteri yang berasal dari PKB untuk bisa meningkatkan kinerjanya sehingga tetap mendapatkan kepercayaan dari Presiden dan bisa memberikan yang terbaik untuk melayani rakyat.

”Jika ada pekerjaan-pekerjaan yang lambat, tolong segera dipercepat. Kalau ada pekerjaan-pekerjaan yang diharapkan oleh rakyat belum selesai, tolong segera diselesaikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,” urainya.  

Menurut Gus Jazil, jika semua menteri sudah on the track maka tidak perlu lagi ada reshuffle. Bagi PKB yang terpenting bahwa Presiden Jokowi dan pemerintahan yang ada bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat.

"Kalau PKB mau ditambah monggo, itu haknya Presiden. Kalau dikurangi kita ya jangan,” paparnya.  

Gus Jazil mengatakan jikapun akan ada reshuffle, dirinya memprediksi tidak akan dilakukan dalam waktu dekat sebelum Bulan Ramadan.

”Pak Jokowi sudah 5 kali melakukan reshuffle. Seandainya Pak Presiden mau melakukan reshuffle mungkin ini yang terakhir. Kelihatannya masyarakat yang menunggu-nunggu adanya reshuffle ini tentunya harus bersabar. Dugaan saya mungkin ya habis Puasa, habis Lebaran kalau ada,” tutup Gus Jazil. 

KEYWORD :

kampanye politik reshuffle Jazilul Fawaid PKB capres-capres




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :