Kamis, 25/04/2024 20:37 WIB

BKKBN Ajak Pemerintah Kalimantan Selatan Siapkan SDM Bekualiatas dari Sekarang

Stunting masih menjadi persoalan utama di Tanah Air karena menduduki porsi yang tinggi paling mempengaruhi terhadapa kualitas SDM. 

Konferensi Pers Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) di Hotel Galaxy, Banjarmasin, Senin (21/3).

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan, tahun 2025-2035 merupakan fase puncak periode bonus demografi. Karena itu, Kalimantan Selatan harus mulai menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dari sekarang.

Demikian disampaikan Inspektur Utama BKKBN, Ari Dwikora Tono yang menyampaikan keynote speech Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo pada Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) di Hotel Galaxy, Banjarmasin, Senin (21/3).

"Tahun 2025 sampai 2035 merupakan fase puncak periode bonus demografi yang harus terus dikapitalisasi. Kita harus diapkan periode itu dari sekarang. Keluarga yang sehat dan produktif adalah tujuan dari Bangga Kencana menuju Indonesia emas 2045," kata Ari.

Ari mengatakan, ketika SDM disiapkan dengan baik dari sekarang, misalnya tidak anemia, menikah saat usia sudah cukup, tidak melahirkan terlalu sering, bersekolah, bekerja, maka bonus demografi tersebut akan berada dalam genggaman.

"Tetapi jika tidak disapkan, misalnya masih muda sudah nikah, tidak sekolah, melahirkan terlalu sering, angka kematian ibu juga tinggi ini tentu akan diperoleh generasi muda yang tidak berkuliatas, sehingga bonus demografi yang semestinya bisa diperoleh tidak bisa kita peroleh," tegas Ari.

Ari mengatakan, stunting masih menjadi persoalan utama di Tanah Air karena menduduki porsi yang tinggi paling mempengaruhi kualitas SDM. Dari jumlah sebagian besar penduduk Indonesia, remaja yang perlu menjadi perhatian bersama.

Tren prevalensi stunting Indonesia sejak 2007-2019 terus mengalami penurunan. Dari 2007 di angka 36,8 persen menjadi 27,7 persen pada 2019. Kemudian tahun 2021 angka stunting sudah berada di angka 24,1 persen.

"Sebagian kita pahami Bapak Presiden menghendaki dan sudah kita tetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bahwa di 2024 angka stunting kita 14 persen. Dengan waktu yang ada maka penurunan kita harus rata-rata 2,5 persen," jelasnya.

Ari mengakui bahwa tidak mudah untuk mencapai angka 14 persen dengan waktu yang tersisah kurang lebih 2 tahun lagi. Namun, bukan tidak mungkin untuk mencapai angka tersebut ketika stunting menjadi niat bersama.

BKKBN telah melakukan sosialisasi RAN PASTI di 10 dari 12 provinsi yang memiliki angka prevalensi dan angka absolut stunting tertinggi di Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Banten, Sumatera Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Aceh, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Selatan.

Sisanya, yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Tenggara akan dilakukan sosialisasi RAN PASTI dalam waktu dekat.

KEYWORD :

RAN PASTI Hasto Wardoyo Stunting Kalimantan Selatan Bonus Demografi Ari Dwikora Tono




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :