Kamis, 25/04/2024 21:48 WIB

Jokowi Ajak Aksi Nyata Anggota IPU Cegah Perubahan Iklim

Presiden Jokowi mengajak seluruh peserta Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali 20-24 Maret 2022 untuk melakukan aksi nyata dalam mencegah perubahan iklim secara global.

Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)

Bali, Jurnas.com - Presiden Jokowi mengajak seluruh peserta Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali 20-24 Maret 2022 untuk melakukan aksi nyata dalam mencegah perubahan iklim secara global.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi global ke depan tidak semakin mudah tetapi semakin sulit. Dimana, awalnya seluruh negara bicara masalah disrupsi teknologi karena adanya revolusi industri 4.0 kemudian regulasi yang selalu terlambat mengikuti.

“Langkanya energi kelangkaan pangan, kelangkaan kontainer dan terjadinya kenaikan inflasi hampir di semua negara sehingga rakyat kesulitan dalam menjangkau harga-harga yang naik,” kata Jokowi, dalam pidato pembukaan sidang IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/3).

Tapi, kata Jokowi, jangan melupakan bahwa sini akan menghadapi sebuah hal yang mengerikan jika tidak berani memobilisasi kebijakan-kebijakan baik di parlemen maupun pemerintah.

“Perubahan iklim, hal yang sering kita lakukan, sering kita bicarakan, sering diputuskan di dalam pertemuan global. Tapi aksi lapangannya belum kelihatan. Saya berikan contoh transisi energi dari energi fosil ke EBT dari energi batu baru ke renewable energi, kelihatannya mudah tapi praktiknya sesuatu yang sulit di lapangan utamanya bagi negara berkembang,” kata Jokowi.

Sehingga, lanjut Jokowi, yang perlu dibicarakan adalah pendanaan iklim harus segera diselesaikan. Kedua investasi dalam EBT, ketiga transfer teknologi.

“Kalau ini tidak riil dilakukan sampai kapanpun saya pesimis yang namanya perubahan iklim betul-betul tidak dapat kita cegah,” tuturnya.

“Di Indonesia kita memiliki potensi untuk EBT banyak sekali dari yang namanya hidropower Indonesia miliki 4400 sungai, potensinya besar, geothermal dengan potensi 29 ribu MW, angin sangat banyak, arus bawah laut, energi matahari sangat melimpah tapi perlu sebuah investasi yang besar, perlu transfer teknologi dan pendanaan global yang serius didukung oleh internasional,” kata Jokowi.

Meski demikian, jika itu hanya dibicarakan dari tahun ke tahun dan tidak ada keputusan, Presiden Jokowi pesimis bahwa yang namanya perubahan iklim tidak bisa dicegah sama sekali.

“Saya sangat menghargai apabila seluruh parlemen yang ada anggota IPU bisa memobilisasi bersama pemerintah sehingga muncul keputusan, muncul sebuah aksi yang nyata dan konkret sehingga bisa dilaksanakan di lapangan,” demikian Jokowi.

KEYWORD :

Presiden Jokowi Parlemen Dunia Sidang IPU di Bali Perubahan Iklim Global




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :