Jum'at, 19/04/2024 07:38 WIB

Menlu Wang Yi: China Berdiri di Sisi Kanan Sejarah atas Perang Ukraina

Komentar Wang muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan rekannya dari China, Xi Jinping, pada hari Jumat tentang konsekuensi jika Beijing memberikan dukungan material untuk invasi Rusia ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi berpidato dalam Konferensi Keamanan Munich ke-56 di Bayerischer Hof Hotel di Munich, Jerman pada 15 Februari 2020.

SHANGHAI, Jurnas.com -  Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan, Beijing berdiri di sisi kanan sejarah atas krisis Ukraina seiring berjalannya waktu, dan posisinya sejalan dengan keinginan sebagian besar negara.

"China tidak akan pernah menerima paksaan atau tekanan eksternal, dan menentang tuduhan dan kecurigaan yang tidak berdasar terhadap China," kata Wang kepada wartawan pada Sabtu (19/3) malam, menurut pernyataan yang diterbitkan kementeriannya pada Minggu (20/3).

Komentar Wang muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan rekannya dari China, Xi Jinping, pada hari Jumat tentang konsekuensi jika Beijing memberikan dukungan material untuk invasi Rusia ke Ukraina.

Selama panggilan video, Xi mengatakan kepada Biden bahwa perang di Ukraina harus berakhir sesegera mungkin dan meminta negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk mengadakan dialog dengan Moskow. Namun, dia tidak menyalahkan Rusia, menurut pernyataan Beijing tentang panggilan itu.

Wang mengatakan bahwa pesan terpenting yang dikirim Xi adalah bahwa China selalu menjadi kekuatan untuk menjaga perdamaian dunia. "Kami selalu berdiri untuk menjaga perdamaian dan menentang perang," kata Wang, mengulangi bahwa China akan membuat penilaian independen.

"Posisi China objektif dan adil, dan sejalan dengan keinginan sebagian besar negara. Waktu akan membuktikan bahwa klaim China berada di sisi kanan sejarah," sambungnya.

Juga pada Sabtu, Wakil Menteri Luar Negeri China, Le Yucheng mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia atas Ukraina semakin keterlaluan.

AS dan sekutunya di Eropa dan Asia memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia atas invasi 24 Februari, yang disebut Presiden Vladimir Putin sebagai operasi khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Sementara mengatakan mengakui kedaulatan Ukraina, Beijing telah berulang kali mengatakan bahwa Rusia memiliki masalah keamanan yang sah yang harus ditangani dan mendesak solusi diplomatik untuk konflik tersebut.

 

Sumber: Reuters

KEYWORD :

China Amerika Serikat Ukraina Invasi Rusia Wang Yi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :