Rabu, 24/04/2024 13:17 WIB

Habib Syakur: Sikap Individualis Egois Anak Bangsa Adalah Akar Tumbuhnya Radikalisme Ekstremisme

Cinta Tanah Air Bagian dari Iman

Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid

Jakarta, Jurnas.com – Radikalisme, ekstremisme dan sikap intoleran masih menjadi ancaman nyata dan serius bagi persatuan dan kesatuan negara Indonesia.

Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid mengatakan, radikalisme dan ekstremisme semakin marak terjadi karena kita tidak merangkul sesama anak bangsa, untuk menyadarkan betapa pentingnya nasionalisme, pentingnya berpandangan pada Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

"Radikalisme marak karena suburnya semangat yang cenderung egois. Semangat negatif yang mengarah kepada egoisme idnividualisme. Mereka seakan tak mau memahami bahwa nyata-nyata Pancasila sebagai pendekatan untuk mengatasi segala permasalahan di negeri tercinta Indonesia," ujar Habib Syakur saat menjadi pembicara dalam bincang Pagi Pro 3 RRI, Rabu (16/3/2022).

Habib Syakur menjelaskan, semangat individu itu bisa dilawan dengan menunjukkan kita sebagai instan suci Pancasila. sebagai insan yang sadar bahwa cinta tanah air negara dan bangsa sebagai bagian dari iman.

Bagi Habin Syakur, sikap proporsional harus dikedepankan bahwa banyak masa lalu di negeri kita, seperti adanya Jamiyah Islamiah (JI) dan Negara Islam Indonesia (NII) dan sebagainya itu karena cenderung mengutamakan individualisme dan faktor yang tidak mengedepankan nilai historis bangsa.

Itu semua terjadi karena kita tidak mengedepankan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, bagaimana leluhur kita yang sangat masyhur di seluruh dunia.

“Maka menurut saya, radikalisme dan intoleran ini perlu diselesaikan dengan pendekatan psikologis dengan Pancasila," urainya.

Ketika penyiar radio bertanya, kenapa radikalisme justru semakin subur belakangan ini? Habib Syakur menilai karena jaringan-jaringan radikal, ekstremis, dan intoleran itu sudah terkontaminasi dengan politik.

Meraka lupa bahwa Pancasila adalah pandangan hidup negeri kita tercinta Indonesia. Bahwa Pancasila itu sudah menyangkup spirit moral dan spirit kebangsaan. Bahkan dalam agama Islam sudah mengandung spirit moral dan kebangsaan yang terangkum dalam cinta tanah air sebagian dari iman.

Habib Syakur juga menegaskan bahwa kelompok radikalisme seperti Jamiyah Islamiah (JI) dan Negara Islam Indonesia (NII) pengaruhnya itu sangat keras dan cenderung memunculkan mosi tak percaya pada pemerintah. Membuat negara gaduh dengan kejahatan verbalistik crime. Memakai lisannya penuh dengan adu domba.

"Kita harus sadar negera kita diadu-domba dan diambang keruntuhan dan kita harus merangkul semua. Jangan menghitung kesalahan mereka dan bagaimana kesalahan dilakukan. Tapi kita harus hitung bagaimana selamatkan mereka agar kembali ke jalan yang benar. Kembali ke Pancasila, yang akhirnya menuju toleransi berdasarkan Bhinnekan Tunggal Ika dan Pancasila," katanya.

Sebagai saran, Habib Syakur mengajak rakyat Indonesia agar mendukung dan memperkuat kinerja Densus 88 yang memang dirancang secara khusus dalam penanganan radikal intoleran dan teroris. Memperkuat Densis 88 dengan membentuk tangguh ideologi Pancasila.

"Kita berharap pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan, hingga pemerintah desa mendukung Densus 88 membentuk Kampung Tangguh Pancasila. Melekat di setiap RT memaksimalkan Bhabinkamtibmas dengan mengedepankan pendekatan humanis," Tuntas Habiub Syakur, inisiator GNK.

KEYWORD :

Habib Syakur bin Ali Mahdi Ali Hamid Individualis Egois Radikalisme Ekstremisme




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :