Sabtu, 20/04/2024 20:29 WIB

Perang Rusia-Ukraina: Sekjen PBB Peringatkan Kehancuran Sistem Pangan Global

Perang berisiko memicu konsekuensi luas bagi pasokan makanan global yang akan berdampak buruk pada yang termiskin.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Pada hari Jumat, ia mengumumkan UEA akan menjadi tuan rumah pertemuan persiapan menjelang KTT Iklim PBB

New York, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres mengatakan, dunia harus bertindak untuk mencegah badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Ia mengatakan kepada wartawan di New York bahwa perang berisiko memicu konsekuensi luas bagi pasokan makanan global yang akan berdampak buruk pada yang termiskin.

"Perang ini jauh melampaui Ukraina. Ini juga merupakan serangan terhadap orang dan negara paling rentan di dunia," kata Guterres disela pengarahan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) kepada Dewan Keamanan, dikutip dari AFP, Selasa (15/3).

Bahkan sebelum perang, katanya, negara-negara berkembang "berjuang untuk pulih dari pandemi - dengan rekor inflasi, kenaikan suku bunga, dan beban utang yang menjulang".

"Sekarang keranjang roti mereka dibom," kata Guterres, mencatat bahwa Ukraina menyediakan lebih dari setengah pasokan gandum Program Pangan Dunia.

Ia memperingatkan bahwa indeks harga pangan global PBB berada pada level tertinggi yang pernah ada dan bahwa 45 negara kurang berkembang di dunia mengimpor setidaknya sepertiga gandum mereka dari Ukraina atau Rusia.

Mereka termasuk Burkina Faso, Mesir, Republik Demokratik Kongo, Lebanon, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman.

"Kita harus melakukan segala yang mungkin untuk mencegah badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global," mohon Guterres, menyerukan diakhirinya permusuhan segera.

Menteri Luar Negeri Polandia, yang memegang jabatan presiden bergilir OSCE untuk 2022, Zbigniew Rau mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina telah menjadi kegagalan strategis dan taktis.

Rau mengatakan bahwa, sebagai akibatnya, Moskow mengubah taktiknya untuk mulai menargetkan warga sipil. "Ini menyedihkan dan memalukan dan merupakan terorisme negara," tambahnya.

Rau mengatakan bahwa agresi Rusia "mengancam keberadaan OSCE", tetapi menambahkan dia akan segera melakukan perjalanan ke Moldova dan Balkan untuk "membuktikan keterlibatan OSCE" dalam membantu mengakhiri perang.

KEYWORD :

Sekjen PBB Invasi Rusia Antonio Guterres Ukraina Pangan Global




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :