Bendera Iran melambai di depan markas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria pada 23 Mei 2021. (Foto: Reuters/Leonhard Foeger)
DUBAI, Jurnas.com - Pemerintah Iran mengatakan, Amerika Serikat (AS) perlu membuat keputusan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.
Demikian disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh di tengah kekhawatiran bahwa pembicaraan di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 mungkin gagal.
Pembicaraan untuk menyelamatkan pakta itu berada dalam bahaya setelah permintaan Rusia pada menit-menit terakhir memaksa kekuatan dunia untuk menghentikan negosiasi untuk waktu yang tidak ditentukan meskipun sebagian besar teks telah selesai.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian akan mengunjungi Rusia pada hari Selasa, kata Khatibzadeh, tanpa menjelaskan lebih lanjut. "Kami saat ini sedang beristirahat dari pembicaraan nuklir," kata Khatibzadeh, dikutip dari Reuters, Senin (14/3).
"Kami tidak pada titik mengumumkan kesepakatan sekarang karena ada beberapa masalah terbuka penting yang perlu diputuskan oleh Washington," sambungnya
Namun, para pejabat Iran tampak optimis dengan hati-hati dalam menilai masa depan negosiasi, yang telah berlangsung selama 11 bulan.
"Kami akan tetap dalam pembicaraan Wina sampai tuntutan hukum dan logis kami terpenuhi dan kesepakatan yang kuat tercapai," Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, yang membuat keputusan dalam pembicaraan Wina, mengatakan dalam sebuah tweet.
Selain perbedaan dalam pembicaraan Wina, ketegangan juga meningkat sejak Iran menyerang kota Erbil di Irak utara pada Minggu dengan puluhan rudal balistik dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di ibu kota wilayah otonomi Kurdi Irak yang tampaknya menargetkan AS dan sekutunya.
Media pemerintah Iran mengatakan Korps Pengawal Revolusi Iran melakukan serangan terhadap "pusat strategis" Israel di Erbil, menunjukkan itu adalah balas dendam atas serangan udara Israel baru-baru ini yang menewaskan personel militer Iran di Suriah.
Teheran telah memperingatkan pihak berwenang Irak berkali-kali bahwa wilayahnya tidak boleh digunakan oleh pihak ketiga untuk melakukan serangan terhadap Iran, kata Khatibzadeh.
"Pemerintah pusat Irak memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa wilayahnya tidak digunakan sebagai basis serangan pihak ketiga terhadap Iran," kata Khatibzadeh.
"Beberapa kali di masa lalu, wilayah Irak digunakan untuk melawan Iran oleh pihak ketiga termasuk kelompok teroris seperti militan Kurdi, Amerika Serikat dan entitas Zionis," tambahnya, merujuk pada Israel.
Dalam kemunduran lain untuk diplomasi regional, Iran mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka menangguhkan pembicaraan putaran kelima yang dijadwalkan minggu ini di Baghdad dengan saingan regional Arab Saudi.
KEYWORD :Iran Amerika Serikat Saeed Khatibzadeh Kesepakatan Nuklir