Jum'at, 26/04/2024 06:32 WIB

Dukung Densus 88 , Habib Syakur: Indonesia Sudah Extra Ordinary Terorisme

Jangan Ditembak Mati

Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid

Jakarta, Jurnas.com - Aksi Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melumpuhkan terduga teroris Dokter Sunardi diyakini telah mengantongi bukti permulaan yang lebih dari cukup.

Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid mengatakan, Densus 88 Antiteror melakukan kerja yang sangat baik dalam upaya menumpas teroris.

"Saya sangat mendukung Densus 88 menindak dengan tegas. Densus 88 sudah bekerja sangat baik, sangat sempurna, sudah bekerja dalam kapasitasnya," kata Habib, dalam keterangannya, Minggu (13/3/2022).

Habib Syakur menjelaskan, Indonesia saat ini sudah masuk kategori ekstra ordinary terorisme. "Sekarang teroris radikal itu tidak bisa ditebak lagi," lanjutnya.

Justru yang membuat Habib Syakur sedikit menyesal adalah kenapa akai pelumpuhan dokter Sunardi dengan timah panas hingga tewas. Sebab apabila dokter Sunardi masih hidup, akan bisa menelusuri afiliasi jejaring teroris lainnya.

"Densus 88 semestinya tidak melakukan penembakan perlawanan. Karena kita wajib tahu, dokter ini afiliasinya memang benar ke Jamaah Islamiyah (JI) atau tidak, dan dokter ini harus dikaji jaringannya kemana saja."

"Jadi, jangan terkesan di masyarakat Densus 88 menembak karena ada perlawanan sehingga target yang ditangkap itu tidak bisa diidentifikasi lagi jaringannya kemana saja," tutur Habib Syakur.

Habib Syakur mengingatkan Densus 88 untuk selalu berhati-hati dalam melakukan operasi. Sebab, kesalahan sedikit saja, akan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok pengusung khilafah untuk mendiskreditkan Densus 88.

"Jadi memang dikesempatan ini Densus 88 selalu diteror dengan narasi-narasi kebencian, seakan-akan Densus 88 tidak manusiawi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Habib Syakur menyarankan, ke depan, pemerintah bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88 untuk membuat satu komitmen, setiap terduga maupun sosok yang ditetapkan sebagai tersangka kasus terorisme, harus ditangkap dalam keadaan hidup, dan harus di umumkan jaringan ke atas nya siapa saja.

"Jadi tidak ada tanda tanya dan kecurigaan di masyarakat," jelasnya.

Habib Syakur berpandangan, masyarakat sekarang ini semakin jeli dan teliti. Masyarakat akan mencari tahu kebenaran Densus 99 dalam bekerja memberantas teroris. Sebab itu, Densus 88 pun harus menyampaikan data komprehensif dalam bertindak untuk meminimalisir kecurigaan-kecurigaan yang muncul.

Jangan sampai, lanjut Habib Syakur, muncul anggapan bahwa Densus 88 terkesan bersikap arogan, tidak ada kompromi, dalam artian yang ditangkap itu apa ditembak mati, apa ditangkap hidup-hidup.

Diketahui, Sunardi merupakan terduga anggota jaringan teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JII). Tak hanya itu, Sunardi juga disebut sempat menjabat sebagai amir khidmat, deputi dakwah dan informasi.

"Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai amir khidmat," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.

Sunardi juga aktif dalam lembaga kemanusiaan Hilal Ahmad Society Indonesia (HASI), yakni kelompok yang diduga bagian dari JI. Hasi sendiri diduga kelompok yang membantu aktivitas terorisme.

Pria yang berprofesi sebagai dokter itu dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Menurut Ketua RT setempat, Sunardi tidak pernah mengikuti kegiatan di kampung di Bangunsari, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo.

KEYWORD :

Densus 88 Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid Terorisme Dokter Sunardi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :