Rabu, 24/04/2024 18:10 WIB

PBB Panik Belum Terhubung ke Fasilitas Nuklir Chernobyl

Kepala Badan Atom PBB (IAEA), Rafael Grossi khawatir dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, yang tidak lagi mengirimkan data ke pengawas atom PBB.

Fasilitas nuklir Chernobyl (Foto: SCMP)

New York, Jurnas.com - Kepala Badan Atom PBB (IAEA), Rafael Grossi khawatir dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, yang tidak lagi mengirimkan data ke pengawas atom PBB.

Pada 24 Februari lalu, Rusia menginvasi Ukraina dan merebut pabrik yang sudah tidak berfungsi, lokasi bencana 1986 yang menewaskan ratusan orang dan menyebarkan kontaminasi radioaktif ke barat di seluruh Eropa.

Grossi mengindikasikan bahwa transmisi data jarak jauh dari sistem pemantauan pengamanan yang dipasang di PLTN Chornobyl telah hilang.

"IAEA sedang mencari status sistem pemantauan perlindungan di lokasi lain di Ukraina dan akan segera memberikan informasi lebih lanjut," ujar Grossi dikutip dari South China Morning Post pada Rabu (9/3).

IAEA menggunakan istilah "pengamanan" untuk menggambarkan tindakan teknis yang diterapkan pada bahan dan kegiatan nuklir, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir melalui deteksi dini penyalahgunaan bahan tersebut.

Lebih dari 200 staf teknis dan penjaga terjebak di lokasi, bekerja 13 hari berturut-turut sejak pengambilalihan Rusia.

Mereka memiliki air dan makanan, tetapi situasi untuk staf "memburuk" di lokasi tersebut, kata IAEA, mengutip regulator nuklir Ukraina.

Pembangkit yang mati itu berada di dalam zona eksklusi yang menampung reaktor yang dinonaktifkan serta fasilitas limbah radioaktif.

Lebih dari 2.000 staf masih bekerja di pabrik karena membutuhkan manajemen yang konstan untuk mencegah bencana nuklir lainnya.

Karena itu, IAEA meminta Rusia mengizinkan pekerja bergilir karena istirahat dan shift reguler sangat penting untuk keselamatan lokasi.

"Saya sangat prihatin dengan situasi sulit dan penuh tekanan yang dihadapi staf di pembangkit listrik tenaga nuklir Chornobyl, dan potensi risiko yang ditimbulkannya untuk keselamatan nuklir," kata Grossi.

"Saya meminta pasukan yang mengendalikan lokasi secara efektif untuk segera memfasilitasi rotasi personel yang aman di sana," lanjut dia.

Dengan terputusnya transmisi data jarak jauh dan regulator Ukraina hanya dapat menghubungi pabrik melalui email, Grossi mengulangi tawarannya untuk melakukan perjalanan ke lokasi atau tempat lain untuk mengamankan "komitmen terhadap keselamatan dan keamanan" pembangkit listrik Ukraina dari semua pihak."

Rusia juga menyerang dan merebut pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa, Zaporizhzhia pekan lalu, dengan tuduhan "teror nuklir" dari Kyiv.

Zaporizhzhia sendiri memiliki enam reaktor dengan desain yang lebih modern dan lebih aman daripada reaktor yang dilebur di Chernobyl.

IAEA mengatakan dua di antaranya masih beroperasi, personel pabrik bekerja dalam shift dan tingkat radiasi tetap stabil.

KEYWORD :

Fasilitas Nuklir Chernobyl Ukraina PBB Rafael Grossi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :