Rabu, 24/04/2024 21:44 WIB

Kilang Minyak Pertamina Kembali Terbakar, DPR: Segera Evaluasi Kebijakan Perkilangan BBM

Pemerintah harus dapat memastikan operator migas menjalankan kebijakan terkait kilang ini secara benar. Kita tidak bisa menyerahkan “cek kosong” kebijakan perkilangan kepada operator migas begitu saja. Karena terbukti dalam satu tahun terakhir ini sudah ada 4 kejadian kebakaran kilang BBM dan dua kali terjadi di tempat yang sama (Kilang Cilacap).

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto angkat bicara terkait kebakaran kilang minyak Pertamina RU (refinary unit) di Balikpapan, Kalimantan Timur, baru-baru ini.

Mulyanto meminta pemerintah melakukan evaluasi kebijakan perkilangan BBM agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

"Pemerintah harus dapat memastikan operator migas menjalankan kebijakan terkait kilang ini secara benar. Kita tidak bisa menyerahkan “cek kosong” kebijakan perkilangan kepada operator migas begitu saja. Karena terbukti dalam satu tahun terakhir ini sudah ada 4 kejadian kebakaran kilang BBM dan dua kali terjadi di tempat yang sama (Kilang Cilacap)," tegas Mulyanto kepada wartawan, Selasa (8/3).

Menurut dia, dalam waktu hampir 25 tahun sejak pengoperasian RU (Refinery Unit) VII Kasim di Papua pada tahun 1997, praktis Indonesia tidak membangun kilang baru. Karenanya, kasus ini bukan sekedar terkait dengan soal perawatan kilang dan penjagaan asset strategis nasional namun soal ketahanan energi nasional.

Mulyanto mengutip data BPS tahun 2021 yang menunjukkan bahwa impor migas menyebabkan defisit transaksi berjalan sektor migas sebesar USD 13 milyar.

Dengan meletusnya Perang Rusia-Ukraina, harga migas terus melonjak menembus angka USD 140 per barel. Maka dapat diperkirakan, bahwa defisit transaksi berjalan ini akan ikut tertekan.

"Karenanya, kita tidak ingin kasus kebakaran kilang yang terjadi akhir-akhir ini serta lambatnya pembangunan kilang baru menjadi modus pembenaran impor BBM dan membiarkan defisit transaksi berjalan sektor migas terus membengkak. Ini sangat membahayakan ketahanan energi nasional kita,” kata Wakil Ketua Fraksi PKS ini.

Oleh karena itu, Mulyanto berharap pemerintah serius menangani pengelolaan kilang minyak ini.

“Dengan melonjaknya harga migas dunia, soal ini semakin kritis. Pemerintah tidak boleh kalah dari mafia impor migas," tutupnya.

Untuk diketahui kilang RU V Balikpapan dibangun tepat seratus tahun lalu, yakni tahun 1922 dengan kapasitas 266.000 bph (barel per hari) atau sebesar 30% dari total produksi kilang pertamina. Ini adalah kilang terbesar ketiga setelah Kilang Cepu dan  Kilang RU IV Cilacap.

Hari ini dengan total 6 buah kilang yang ada, Pertamina mampu menghasilkan BBM sebanyak 850 – 950 ribu bph. Dengan kebutuhan BBM yang sebesar 1.6 juta barel, maka praktis kekurangannya sebesar 800 ribu bph dipenuhi dari impor.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VII PKS Mulyanto kebakaran kilang minyak Pertamina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :