Jum'at, 19/04/2024 19:32 WIB

Kementan Minta Integrated Farming Diperluas di Provinsi Aceh

Provinsi Aceh saat ini sedang mengembangkan konsep Integrated Farming di sejumlah wilayah

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo di Gampong Blang Miro, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (4/3).

ACEH, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syarul Yasin Limpo mendorong petani di Provinsi Aceh untuk mengembangkan Integrated Farming, konsep pertanian masa depan yang berkelanjutan.

Syahrul mengatakan, Aceh selama ini dikenal sebagai Provinsi subur yang memiliki potensi pertanian luar biasa, juga banyaknya sumber daya manusia (SDM) unggul yang tersebar di seluruh desa.

"Saya mau integrated Farmingnya ditingkatkan lagi karena konsep ini sangat menguntungkan," kata Syahrul di Gampong Blang Miro, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (4/3).

Sebagai informasi, Provinsi Aceh saat ini sedang mengembangkan konsep Integrated Farming di sejumlah wilayah. Sebagai rincian, ada 5005 hektare tanaman padi dan 5000 ekor peternakan sapi.

Khusus untuk padi, penanaman IP300 dilakukan di lahan seluas 2.805 hektare dan IP400 di lahan 2.200 hektare.

"Oleh karena itu, Integrated farming harus terus di plotong di seluruh pelosok daerah. Soal modal, kita sudah siapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. Jangan tunggu APBN dan APBD karna sekarang ada KUR," katanya.

Dikatakan Syahrul, pengembangan Integrated Farming di Provinsi Aceh sejauh ini semakin berkembang pesat. Hal ini terjadi karena pemerintah selalu hadir di Tengah-tengah kesulitan petani.

"Saya berterimakaih kepada Pak Gubernur dan Pak Bupati karena pemerintahanya hadir dan berpihak pada rakyatnya. Dan itu terbukti, dimana integrated farming dan pertanian secara keseluruhan di Aceh maju secara pesat," katanya.

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyampaikan, dukungan Kementerian Pertanian (Kementan) terhadap kemajuan Aceh terlihat nyata dari banyaknya program dan bantuan yang diterimanya selama ini.

"Sudah saya cek datanya dan ternyata 80 persen pertumbuhan ekonomi yang begitu tinggi itu dari sektor pertanian. Oleh karenanya sesuai arahan pak Menteri kita mau lebih fokus dan intensifikasi di bidang pertanian termasuk konsep integrated farming," katanya.

Nova mengatakan, bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian pertanian selama ini membuat para petani perlahan tapi pasti makin sejahtera. Hal ini terlihat dari peningkatan NTP Provinsi Aceh dari yang tadinya 95 persen meningkat jadi 105 persen.

"Dengan demikian bisa kita baca trennya meningkat dan memang faktanya sektor pertanian naik terus, sehingga saya setuju dengan pak menteri bahwa kita tidak boleh bergantung pada dana pemerintah. kita skala ekonomi aja dan kita hitung kelayakannya. Termasuk pupuk, karena PIM sedang membangun pabrik baru, sehingga kita tidak bergantung lagi kepada orang lain," turupnya.

Perlu diketahui, Kementan memberikan bantuan kepada Provinsi Aceh sebesar Rp 82,6 miliar. Bantuan ini berbentuk bibit, benih dan sarana prasarana pertanian yang dapat menunjang peningkatan produksi tanaman pangan.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan, petani juga dituntut untuk terus meng-up date pengetahuan. Dan tentunya hal ini membutuhkan peran penyuluh pertanian.

"Ilmu terus berkembang, teknologi pun terus berkembang. Sektor pertanian saat ini tidak terlepas dari kemajuan tersebut. Karena itu, SDM pertanian harus adaptif terhadap kemajuan, baik pengetahuan maupun teknologi. Termasuk dengan Integrated Farming sebagai konsep pertanian masa depan," ujarnya.

KEYWORD :

Provinsi Aceh Pertanian Berkelanjutan Integrated Farming Dedi Nursyamsi Kepala BPPSDMP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :